Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2019, 09:55 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Memiliki gadget seperti smartphone, saat ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa. Generasi tua, muda, bahkan anak-anak, sudah sangat akrab dengan teknologi yang satu ini. Main HP sudah jadi salah satu rutinitas yang sulit dipisahkan dari anak.

Ada beberapa dampak positif yang bisa diperoleh anak melalui penggunaan gadget, seperti dapat mengakses pengetahuan atau bahan pelajaran dengan mudah, mempermudah komunikasi di situasi darurat, serta memberikan hiburan.

Namun, di balik manfaatnya, banyak juga sisi negatif sebagai dampak penggunaan gadget pada anak, yang perlu kita waspadai.

Menurut Psikolog Anak dan Keluarga dari Klinik SOA, Hanlie Muliani, M.Psi, untuk memahami lebih jauh mengenai dampak psikologis penggunaan gadget pada anak, ada baiknya jika kita mengenal lebih dahulu mengenai konsep plastisitas otak.

Plastisitas otak adalah konsep yang menjelaskan bahwa otak adalah organ yang elastis, dalam artian bisa terus dibentuk dan dilatih. Agar dapat digunakan dengan maksimal, perlu ada sambungan neuron atau sel saraf, yang bisa dicapai dengan stimulasi.

Stimulasi bisa dilakukan dengan aktivitas seperti belajar, membaca, bermain, olahraga, serta kegiatan psikomotoris lainnya. Semakin banyak stimulasi yang diterima, akan semakin banyak juga sel saraf di otak yang tersambung. Sehingga, anak akan semakin cerdas.

Penggunaan gadget bukanlah stimulasi yang ideal bagi anak. Hanlie menjelaskan, plastisitas anak akan terpengaruh, akibat main HP secara berlebihan. “Perkembangan otak menjadi kurang optimal karena kurang optimalnya stimulasi,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, stimulasi yang paling efektif adalah aktivitas psikomotoris menggunakan semua sensori, dan interaksi dengan orang nyata.

Hanlie menambahkan, dengan stimulasi yang tepat, kecerdasan emosi, sosial, dan intelektual anak akan bisa berkembang dengan optimal.

“Melalui interaksi, otak akan berproses. Kecerdasan emosi, sosial, dan intelektual anak akan berkembang dengan luar biasa.”

Lalu, apa yang terjadi jika anak terlalu berlebihan bermain gadget atau menonton televisi?

Hanlie menerangkan, salah satu dampak dari kurangnya stimulasi otak akibat penggunaan gadget berlebihan pada anak adalah timbulnya ciri autistik.

Hanlie menjelaskan, saat ini banyak anak tanpa gangguan medis sama sekali, yang memiliki ciri autistik. “Jadi dia tidak masuk dalam spektrum, namun memiliki gejala yang serupa,” ucapnya.

Anak dengan ciri autistik misalnya, bisa saja berbicara, tapi belum tentu bisa berinteraksi. Selain itu, anak tersebut menjadi kurang peka dengan lingkungan di sekitarnya, sulit mempertahankan kontak mata dengan lawan bicara.

Sebab ketika terlalu sering main HP, kemampuan otak, terutama emosi dan sosial anak tidak terlatih dan berkembang dengan optimal.

Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com