Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2019, 09:55 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Dibanding main gadget secara berlebihan, Hanlie menyarankan orangtua membiasakan anak membaca buku sebagai stimulasi yang baik untuk otak.

Saat membaca novel Harry Potter, misalnya, banyak sekali bagian otak yang terstimulasi. Otak membayangkan bentuk Hogwarts (visual), menciptakan suara masing-masing tokoh (auditori), gerakan-gerakan yang ada di dalamnya (kinestetik), ekspresi para tokohnya (emosi), dan sebagainya. “Di sini, kerja otak akan maksimal,” kata Hanlie.

Kapan anak boleh mulai menggunakan gadget?

Mengenai usia yang paling tepat untuk memberikan gadget kepada anak, Hanlie beranggapan bahwa orangtua memiliki pertimbangannya masing-masing. Namun secara pribadi, dirinya mengatakan baru akan memperbolehkan anaknya memiliki gadget saat berusia 14 tahun.

“Kenapa 14 tahun? Karena dia sudah lebih matang, bisa lebih tahu yang namanya konsekuensi,” ujarnya.

Hanlie mengungkapkan, pada usia ini, anak sudah memiliki kemampuan lebih dalam memilih.

Selain itu, anak dalam usia tersebut, sudah lebih dewasa dibanding anak yang duduk di bangku kelas 5 SD, misalnya, atau mereka yang masih dalam masa puber.

Meski begitu, bukan berarti Hanlie benar-benar melarang anaknya untuk mengenal teknologi. Ia mengingatkan, jangan sampai di zaman digital ini, anak malah menjadi gagap teknologi atau gaptek. Sebab, anak juga tetap perlu memiliki kompetensi di bidang teknologi.

Ada strategi yang dilakukan Hanlie untuk mengatur penggunaan gadget pada anak-anaknya.

Psikolog ini mengungkapkan, dirinya membatasi waktu penggunaan gadget seperti komputer atau smartphone untuk anaknya yang saat ini berada di kelas 5 SD, hanya di akhir pekan.

Hanlie mengizinkan anaknya main HP di akhir pekan dan hari libur lainnya. Itu pun juga dibatasi. Ia memperbolehkan anaknya bermain game online raw blocks, di hari Sabtu dan Minggu, masing-masing selama maksimal dua jam per hari.

Menurut Hanlie, selain waktu, tempat anak bermain pun penting. Ia memastikan anaknya tidak bermain di tempat tertutup. Ia meminta anaknya untuk bermain di ruang kerja, yang tidak tertutup. Dengan demikian, Hanlie tetap bisa memantau.

Ia mengingatkan, jangan sampai anak dibiarkan sendirian main HP di kamar yang nyaman, tanpa observasi orangtua. Sebab tanpa pengawasan dan bimbingan orangtua, anak bisa “tersesat” saat berselancar di dunia maya.

Mengontrol penggunaan gadget oleh anak

Untuk mengurangi risiko anak terkena dampak negatif penggunaan gadget, terutama smartphone, beberapa langkah di bawah ini bisa kita lakukan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com