Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak, Tanggapan Dokter soal Vape dan Kasus Kerusakan Paru-paru

Kompas.com - 20/09/2019, 19:22 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Secara normal, setiap orang perlu menghirup udara bersih untuk hidup sehat. Begitu kata Dr. Mukhtar Ikhsan, Sp.P(K).

Udara itu harus benar-benar bersih, tidak mengandung zat mengganggu seperti polutan—yang notabene memiliki berbagai macam bentuk, mulai dari partikel, gas, hingga kimia.

Nah, menanggapi polemik soal keamanan penggunaan vape atau rokok elektrik, Mukhtar berpendapat, kebiasaan itu membuat tubuh menghirup zat yang tidak normal.

Di dalam vape terdapat nikotin yang dilarutkan dengan zat tertentu, dan berkat bantuan panas kandungan itu pun menguap.

Dari sana, nikotin dapat terhisap ke dalam tubuh. Tak itu saja, vape juga disebut tidak menutup kemungkinan memiliki zat tambahan lain.

Baca juga: Berkaca dari Rusaknya Paru-paru Adam, Vape THC atau Nikotin Sebabnya?

“Artinya itu suatu zat tidak normal yang seharusnya tidak ada di saluran napas,” ujar Muktar saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/9/2019).

Secara teoritis, lanjut Mukhtar, nikotin berbahaya bagi sistem pernapasan, peredaran darah, dan jantung.

Ia pun tak menutup kemungkinan dapat menimbulkan kelainan pada paru-paru karena tergolong polutan.

Sebab, -lagi-lagi, secara normal, seharusnya tidak ada zat lain di dalam saluran pernapasan.

Namun diakui, jika merujuk kepada kasus kerusakan paru-paru di Amerika Serikat yang disebut-sebut dipicu pemakaian vape, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Baca juga: Pakai Vape 2 Tahun, Paru-paru Adam Rusak Akut

“Untuk mengetahui lebih detil bagaimana mekanisme vape menimbulkan kerusakan pada paru dan saluran pernapasan, memang membutuhkan penelitian lebih dalam,” kata dia.

“Seperti pada hewan, tikus misalnya, diberi vape selama berapa lama dan bagaimana hasilnya. Pada manusia bisa (juga), setelah meninggal (diduga) karena vape, diotopsi, lalu diteliti jaringan paru-paru.”

Tak digunakan

Dalam kesempatan terpisah, Dr Erlang Samoedro, Sp.P(K) berpendapat, selama belum pasti dan jelas, maka sebaiknya vape tidak digunakan.

Hal ini merujuk pada beberapa risiko kesehatan hingga kematian.

Terlebih, diakui Samoedro, kadar nikotin dalam vape pun dianggap cukup besar. Kondisi ini tentu membuat risiko kesehatan tersendiri.

Baca juga: Tak Cuma Bisa Rusak Paru-paru, Vape Pun Bisa Picu Kanker

Oleh karena itu, dokter Samoedro berpendapat untuk hidup lebih sehat dengan cara menghindari penggunaan produk yang mengandung nikotin, entah itu vape atau rokok.

Hal senada juga diunggapkan Mukhtar, untuk menghindari produk-produk tersebut, demi hidup yang lebih sehat.

“Jangan membuat kebiasaan perilaku tidak sehat (vape dan merokok), karena bisa mengganggu saluran pernapasan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com