Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lakukan Ini untuk Cegah Iritasi Saat "Bikini Wax"

Kompas.com - 23/09/2019, 08:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Menghilangkan atau mencabut rambut di tubuh sudah menjadi tradisi banyak perempuan sejak zaman kuno, ketika alat cukur pertama kali ditemukan. Walau begitu, menghilangkan rambut di organ intim baru menjadi tren dalam beberapa dekade terakhir.

Ada beragam cara untuk menghilangkan rambut di tubuh, salah satu yang paling populer adalah bikini waxing. Ini merupakan metode mencabut seluruh rambut pada garis bikini dari depan hingga belakang dengan campuran lilin (wax).

Walau metode itu bisa dilakukan di banyak salon, spa, bahkan klinik, namun ternyata tidak terlalu direkomendasikan dokter kandungan. Rambut di organ kemaluan pada dasarnya ada untuk melindungi genital kita.

“Rambut kemaluan bermanfaat untuk melindungi kulit di sekitar organ intim karena kulit di area itu sangat sensitif,” kata Dr.Donnica Moore, spesialis ginekologi.

Ditambahkan oleh dokter ginekologi.Jen Gunter, ada penjelasan mengapa berbagai metode penghilangan rambut kemaluan kurang bermanfaat, meski vulva yang mulus mungkin terlihat lebih bersih.

Penelitian menunjukkan, mencukur habis rambut kemaluan dapat meningkatkan risiko penyakit menular seksual seperti chlamydia atau HIV.

“Selain itu, mencukur rambut pubis juga menyebabkan luka, lebih dari 50 persen perempuan yang mencukur rambut kemaluannya mengaku mengalami setidaknya satu komplikasi, misalnya terbakar, ruam, luka akibat laser, hingga infeksi,” kata Gunter.

Baca juga: Perlukah Wanita Mencukur Rambut Kemaluan?

Metode menghilangkan rambut kemaluan dari folikelnya, seperti mencukur, waxing, atau sugaring, juga bisa menyebabkan “rambut yang tumbuh ke dalam”. Ini terjadi karena rambut dipecah di bawah permukaan folikel. Akibatnya terjadi inflamasi karena folikel rambut ditutup, sehingga rambut tumbuh di dalam folikel.

Rmabut yang tumbuh ke dalam ini juga bisa menimbulkan infeksi karena bakteri terperangkap di folikel rambut.

Gunter menjelaskan, metode yang tidak melibatkan folilel rambut, yakni merapikan rambut saja atau membiarkan apa adanya adalah cara untuk mencegah peradangan dan potensi infeksi.

Jika ingin tetap melakukan waxing, Gunter memiliki tips untuk pencegahan risiko komplikasi. Misalnya saja tidak waxing di area labia majora (bagian bibir luar genital) atau dekat anus, karena kulit di area ini sangat sensitive.

Selain itu, beberapa jam sebelum waxing, bersihkan area garis bikini dengan tisu antibakteri yang memang khusus untuk organ kewanitaan. Hindari pula suhu lilin yang terlalu panas.

Setelah waxing, hindari membersihkan area rambut kemaluan dengan sabun, namun jaga agar kulit tetap lembab.

Baca juga: Bahaya Mencukur Rambut di Kemaluan, Wanita Harus Tahu...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com