Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2019, 11:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

Sumber Parents

KOMPAS.com – Perintah sederhana seperti mengecilkan suara televisi atau menaruh kaus kaki di keranjang sering berubah jadi ocehan orangtua dengan nada tinggi yang diulang gara-gara anak tidak menuruti yang diminta.

Banyak orangtua yang gemas dengan perilaku tidak kooperatif anak-anak mereka yang sudah mulai besar. Walau sudah diajak bicara dengan nada lembut, mereka seolah mengabaikan, bahkan menentang untuk melakukan. Akhirnya orangtua pun terpancing emosi dan marah.

Perilaku anak-anak berusia sekitar 7-9 tahun ini sebenarnya didasari oleh apa yang terjadi di dalam dirinya, yakni mereka mulai merasa punya kendali atas hidupnya sendiri.

Mereka juga lebih fokus pada dunia luar dan tertarik pada apa yang ada di sana, seperti sekolah, teman, atau aktivitas olahraga.

“Sikap mereka yang sering tidak mendengarkan orangtuanya juga salah satu cara untuk menguji batasan kemerdekaan dirinya,” kata psikolog Mary Rouerke Ph.D.

Perilaku mengabaikan perintah orangtua itu juga menjadi cara anak untuk menghadapi tekanan baru dan tanggung jawab.

“Anak-anak di usia ini menghabiskan banyak waktunya di sekolah dan mengikuti perintah. Sekolah memberi tuntutan yang besar, sehingga mereka cuma punya sedikit kesempatan untuk bebas, tidak stres, dan melatih pilihan mereka sendiri,” kata psikolog anak Carla Fick.

Baca juga: Tidur Cukup, Kunci Anak Sukses Akademik

Meski begitu, sebagai orangtua kita bisa “mengembalikan telinga anak” tanpa harus meninggikan suara dengan mengikuti tips berikut:

- Ubah sudut pandang
Berteriak untuk mendapatkan perhatian anak sebenarnya kurang efektif. Lebih baik, coba mundur dan kenali bahwa anak bersikap seperti itu bukan berarti ingin meremehkan orangtua, tapi itu perilaku wajar anak seusianya.

Lalu, carilah strategi baru. Misalnya, jika ingin meminta anak melakukan sesuatu yang penting, jangan di waktu anak main dengan gawainya atau menonton acara favoritnya. Selain itu, kita bisa mengulang instruksi sehingga anak mengingatnya.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

- Buat kehadiran kita disadari

Jangan langsung marah-marah jika anak berusia 7-8 tahun bersikap cuek pada apa yang kita ucapkan. Namun, ada cara lain untuk membuatnya menyadari kehadiran ayah atau ibunya. Misalnya dengan menepuk lembut pundaknya atau melontarkan humor yang bisa membuatnya tertawa sehingga ia akan teralihkan dari apa yang sedang menyita perhatiannya.

- Hindari mengulang
Memanggil nama anak berulang-ulang hanya akan membuat tenggorokan kita sakit. Cobalah berada di dekatnya dan beritahu bahwa Anda hanya akan menyampaikan perintah satu kali dan ia harus memahami akibatnya jika tidak memberi respon atau melakukan yang diminta.

Misalnya saja, Anda bisa berkata, “Mama senang kalau kamu cepat memakai sepatumu sekarang, jika tidak Mama akan masuk ke mobil tanpa mu karena Mama terburu-buru ke kantor .”

Kita juga bisa menegaskan tentang waktu dan memberi ganjaran jika ia melakukannya, misalnya, “Kita akan makan bersama lima menit lagi, dan kamu harus berhenti main gadget. Kamu boleh pakai komputermu 10 menit sebelum waktu tidur.”

Baca juga: Tanpa Marah, Lakukan Ini untuk Mengendalikan Emosi Anak

Halaman:
Sumber Parents

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com