Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta WFC Summit dari Mancanegara Antusias Belajar Merangkai Janur

Kompas.com - 23/09/2019, 20:49 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

NUSA DUA, KOMPAS.com - Ada yang menarik dari rangkaian acara WFC - World Flower Council Summit Ke-36, yaitu workshop membuat janur bersama Teresa Maria Inneke Turangan.

Para peserta World Flower Council Summit yang didominasi dari mancanegara terlihat bersemangat mengikuti sesi ini.

Kali ini Teresa tak merangkai janur untuk dibuat umbul-umbul, melainkan untuk dibuat menjadi aksesori cantik yang bisa dipakai sehari-hari, seperti kalung dan bros.

Meski tak mudah, para peserta dengan sabar mengikuti langkah demi langkah merangkai daun pohon kelapa tersebut.

Menurut Teresa, meski biasa digunakan dalam pernikahan dan identik sebagai simbol religi, janur sebenarnya bisa dirangkai menjadi bermacam kreasi yang lebih modern, mulai dari aksesori hingga baju.

Baca juga: Indonesia Dipercaya Lagi Jadi Tuan Rumah World Flower Council Summit

Workshop merangkai janur bersama Teresa Maria Ineke Turangan di event World Flower Council Summit Ke-36 di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (22/9/2019).Kompas.com / Bestari Workshop merangkai janur bersama Teresa Maria Ineke Turangan di event World Flower Council Summit Ke-36 di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (22/9/2019).

"Di Indonesia, janur sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Hampir di setiap daerah memakai janur untuk acara tradisional atau upacara-upacara. Tapi sebenarnya ini sangat bisa dikembangkan menjadi lifestyle,” ujar Teresa di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (22/9/2019).

Penulis buku berjudul Janur ini juga mengaku senang, dalam event ini mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kecantikan janur pada para peserta yang berasal dari berbagai negara.

“Saya bersyukur ada satu bagian dari acara ini yang bisa membuat kita membanggakan kecantikan janur dan mengenalkannya sebagai bagian dari Indonesia,” ujarnya.

“Sebenarnya sejak awal saya sudah yakin banyak peserta dari luar negeri yang akan tertarik mengikuti sesi workshop ini. Karena janur ini memang sesuatu yang unik,” imbuh wanita yang pernah menggeluti dunia fashion ini.

Olga dan Svetlana dari Rusia, peserta workshop merangkai janur bersama Teresa Maria Ineke Turangan di event World Flower Council Summit Ke-36, di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (22/9/2019).Kompas.com/ Bestari Olga dan Svetlana dari Rusia, peserta workshop merangkai janur bersama Teresa Maria Ineke Turangan di event World Flower Council Summit Ke-36, di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali (22/9/2019).
Baca juga: Meletakkan Bunga Segar di Dalam Rumah Bisa Bantu Tubuh Lebih Sehat

Senada dengan Teresa, dua orang peserta yang berasal dari Rusia, Olga dan Svetlana mengaku senang mendapat kesempatan untuk belajar membuat janur.

“Ini tidak mudah membuatnya, tapi kami senang mengikutinya,” kata Olga.

“Ya betul, apalagi setelah berhasil membuat bros cantik yang bisa dipakai,” timpal Svetlana dengan senyum sumringah.

Teresa mengakui, hingga kini belum banyak generasi muda yang tertarik menjadi perangkai janur. Di sisi lain, Teresa melihat banyak orang asing yang mengagumi kecantikan janur.

Ia berharap dapat merangkul lebih banyak kaum milenial untuk menjadi penerus dan melestarikan janur sebagai salah satu kekayaan Indonesia.

“Saya pernah dihubungi langsung oleh desainer bunga ternama di Inggris, karena dia sangat mengagumi kreasi janur yang saya buat di Belgia. Yang saya takutkan, jangan sampai orang asing lebih tertarik pada janur ketimbang orang Indonesia sendiri, lalu nanti diakui oleh negara lain,” pungkasnya.

Baca juga: Jangan Asal Memberi, Setiap Bunga Punya Arti Berbeda

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com