KOMPAS.com – Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengatakan, waktu yang tepat untuk mengenalkan anak pada gadget adalah saat anak memasuki kelas V atau VI Sekolah Dasar.
“Secara psikologi, anak kelas 5-6 SD, sudah matang dan bisa menguasai diri. Psikososialnya juga sudah terbentuk.”
Begitu kata Seto kepada Kompas.com seusai Gerakan Nasional #JamMainAnak di Bandung, Selasa (25/9/2019) kemarin.
Pria yang akrab disebut Kak Seto ini menjelaskan, selain memiliki manfaat, gadget juga membawa dampak buruk.
Baca juga: Kebanyakan Main Gawai Penyebab Rabun Jauh pada Anak?
Dalam penelitian yang dilakukannya bersama timnya, dampak negatif gawai terhadap anak tergolong banyak. Di antaranya, anak menjadi cepat frustasi dan emosinya cepat meningkat.
“Misal anak 2,5 tahun main gawai. Begitu baterai habis, dia nangis dan marah-marah,” ungkap Seto.
Anak yang terlalu dini mengenal gawai biasanya ingin serba cepat, mengambil jalan pintas, karena semua diperoleh dengan mudah.
Seto menyebutnya dengan “terbiasa tidak melalui proses dan tidak melalui perjuangan”. Kondisi ini membuat anak-anak pun menjadi individualis.
“Bahkan bisa mengarah ke autis, karena ga bisa komunikasi dan bersosialisasi,” kata dia.
Terapi yang bisa dilakukan adalah dengan bermain bersama. Anak diberi apresiasi dan penghargaan oleh manusia, bukan robot.
Baca juga: Agar Gawai Tak Cuma Jadi Sarana Hiburan Anak
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.