Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas, Paparan Polusi Udara Berisiko Memicu Gangguan Kejiwaan pada Anak

Kompas.com - 30/09/2019, 21:01 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Membawa anak-anak bermain ke taman adalah salah satu cara terbaik untuk menjalin kedekatan dengan mereka, sambil menikmati udara segar. Sayangnya, ini tak bisa dilakukan ketika kamu berada di daerah dengan udara yang tercemar.

Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Health Perspectives menunjukkan, bahwa paparan polusi udara dapat memicu gangguan kejiwaan pada anak-anak.

Apa yang membuat temuan ini lebih mengkhawatirkan adalah, bahwa paparan jangka pendek pun dapat berkontribusi memicu serangan cemas pada diri mereka dan meningkatkan risiko bunuh diri.

"Studi ini adalah yang pertama menunjukkan adanya hubungan antara tingkat polusi udara di luar ruangan dan peningkatan gejala gangguan kejiwaan, seperti kecemasan dan bunuh diri, pada anak-anak," kata Cole Brokamp, penulis utama studi dan peneliti di Cincinnati Children's Hospital Medical Center.

Baca juga: Hati-hati, Terpapar Polusi Udara Bisa Merusak Otak

Dalam studi tersebut, anak-anak mulai mengalami perubahan dalam kesehatan mental mereka dalam waktu satu atau dua hari setelah terpapar polusi udara.

Anak-anak yang tinggal di lingkungan yang kurang beruntung sangat dipengaruhi oleh kualitas udara yang buruk.

Brokamp mengatakan, stresor lingkungan berpotensi berkontribusi terhadap peningkatan risiko gangguan kejiwaan.

Temuan ini didukung oleh dua penelitian terbaru lainnya yang mengeksplorasi efek polusi udara pada anak-anak.

Satu studi, yang diterbitkan dalam jurnal Environmental Research, menunjukkan bahwa anak-anak mengalami kecemasan setelah banyak terpapar polusi udara yang berkaitan dengan lalu lintas.

Para peneliti menggunakan neuroimaging untuk menganalisa paparan udara, gangguan metabolisme di otak partisipan, dan gejala kecemasan umum pada diri mereka.

Baca juga: 6 Tips Cegah Efek Buruk Polusi Udara pada Anak

Anak-anak yang terpapar polusi udara memiliki konsentrasi myo-inositol yang tinggi di otak mereka, sebuah penanda respons neuroinflamasi terhadap polusi udara.

Penelitian lain dalam Penelitian Lingkungan memperluas pemahaman para peneliti. Hal itu menunjukkan, bahwa polusi udara terkait lalu lintas mulai memengaruhi kesehatan mental anak-anak usia dini dan berlanjut selama masa kanak-kanak.

Para peneliti mengatakan, partisipan masih melaporkan depresi dan gejala kecemasan ketika mereka mencapai usia 12 tahun.

Studi sebelumnya menunjukkan efek polusi udara bahkan dapat berlanjut sampai dewasa.

"Secara kolektif, studi-studi ini berkontribusi pada bukti yang berkembang bahwa paparan polusi udara selama awal kehidupan dan masa kanak-kanak dapat berkontribusi pada depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya di masa remaja," kata Patrick Ryan, penulis studi dan peneliti di Cincinnati Children's.

Namun menurutnya, lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengonfirmasi temuan mereka.
Upaya di masa depan juga harus dapat menentukan bagaimana polusi udara berkontribusi langsung terhadap gangguan kejiwaan.

Baca juga: Bentengi Tubuh dari Paparan Polusi Udara, Bagaimana Caranya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com