Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2019, 06:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanggal 2 Oktober 2009 menjadi momen penting bagi warisan budaya Indonesia, khususnya batik.

Pada tanggal tersebut, batik diakui oleh UNESCO sebagai  warisan budaya tak benda Indonesia, karena nilai-nilai filosofi dan sisi humanis yang terkandung di dalamnya.

Pemerintah pun mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 yang menetapkan tanggal 2 Oktober sebagai "Hari Batik Nasional".

Kata batik berasal dari bahasa jawa, yaitu amba dan titik. Amba bermakna lebar dan titik berarti pola titik-titik.

Baca juga: Indahnya Batik yang Dibuat dari Daur Ulang Limbah

Batik bukan sekadar warisan nenek moyang Indonesia. Ada nilai estetika tinggi dan kearifan lokal di dalamnya.

Di laman UNESCO disebutkan, batik merupakan identitas budaya masyarakat Indonesia.

Melalui makna simbolis warna dan desainnya, batik juga mengekspresikan kreativitas dan spiritualitas di dalamnya.

Sejak diakui oleh UNESCO, eksistensi baik pun kian dikenal dunia. Bahkan, tokoh sekelas Nelson Mandela pun seringkali terlihat mengenakan batik dalam forum dunia.

Baca juga: Kreasi Kolaborasi Batik X Cork Bakal Lahir di Portugal

Nelson Mandela dan Batik

Nelson Mandela dikenal dunia dengan gaya busananya yang khas, batik.

Kecintaan Mandela pada batik Indonesia itu berawal ketika menerima hadiah batik dalam kunjungannya ke Indonesia akhir Oktober 1990 sebagai wakil ketua organisasi Kongres Nasional Afrika.

Mandela mengenakan batik tersebut ketika datang kembali ke Indonesia tahun 1997 sebagai Presiden Afrika Selatan.

Ketika diangkat menjadi Menteri Perdagangan tahun 1999, Jusuf Kalla meminta desainer terkenal di Indonesia, Iwan Tirta, untuk merancang batik khusus untuk Mandela.

Sejak Mandela memakai batik di berbagai acara kenegaraan, masyarakat Afrika pun menjuluki kemeja batik dengan sebutan "kemeja Madiba" karena rakyat Afrika Selatan juga memanggil Mandela dengan nama Madiba.

Baca juga: Melihat Gadis-gadis Cantik Portugis dalam Balutan Kain Batik...

Nama ini diambil dari nama klan Thembu, yang merupakan asal-usul Mandela, dan merupakan tanda rasa sayang dan hormat untuk Mandela.

Sejak saat itu Mandela kerap mengenakan batik ke berbagai acara resmi dunia, termasuk ke Sidang Umum PBB atau pun Piala Dunia.

Anehnya, sejak Mandela berkuasa di tahun 1900an hingga 2000, tidak ada satu pun orang Afrika Selatan yang memakai batik.

Selain harganya yang mahal, batik sudah dianggap menjadi ciri khas Mandela. Mereka berpikir memakai batik akan dianggap menyaingi Mandela.

Namun, setelah Mandela tidak aktif di pemerintahan, orang-orang Afrika Selatan mulai memakainya untuk acara tertentu.

Baca juga: Tips Merawat Kain Batik agar Lebih Awet

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com