Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Sekadar Fesyen, Kenalilah Kesabaran di dalam Sehelai Kain Batik

Kompas.com - 02/10/2019, 16:40 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam peringatan "Hari Batik Nasional" yang digelar di Istana Mangkunegaran, Solo, Rabu (2/10/2019), Presiden Joko Widodo hadir dengan menggunakan batik motif tambal pamiluto.

Motif lawas khas Solo tersebut merupakan jenis batik tulis yang harganya mencapai Rp 1,25 juta-1,5 juta.

Ya, kain batik memang bukan sekadar fesyen. Ada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Baca juga: Mengenal Batik Jambi yang Identik dengan Warna Merah...

Selain itu, satu lembar kain batik juga memerlukan proses pembuatan yang rumit. Mulai dari proses desain hingga penyelesaiannya.

Widhiarso dari Forum Batik Laweyan juga menuturkan, ada sekitar sembilan tahap yang diperlukan untuk membuat satu lembar kain batik.

"Ada proses desain, pemotongan kain, nyorek atau ngeblat, nyanting klowongan, mbatik isenan, nembok, ngelir atau mewarnai, nglorod, lalu ngumbahi sekaligus mepeni," ucap dia, saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Semarak Hari Batik Warnai Pembukaan Festival Film Asiatica di Roma

Menurut Widi, membuat pola yang merupakan proses awal pembuatan batik perlu dilakukan dengan hati-hati.

Proses tersebut dilakukan dengan menggoreskan pensil ke atas kain. Goresan pensil ini nantinya akan ditutup dengan lelehan lilin atau malam.

Cairan lilin yang digunakan pun harus selalu panas agar lilin bisa menempel ke permukaan kain.

Selain itu, cara memegang canthing yang digunakan untuk menorehkan malam di atas goresan pensil juga harus benar-benar diperhatikan.

Canthing harus tepat berada di badan depan dan membentuk sudut 45 derajat serta bagian ujung berada di atas.

Rosmiyati, Perajin batik asal Imogiri yang sudah membatik sejak SDAriska Anggraini Rosmiyati, Perajin batik asal Imogiri yang sudah membatik sejak SD

Proses pembuatan batik memang rumit dan butuh kesabaran. Hal itu pula yang diakui oleh Rosmiyati, perajin batik asal Imogiri, Yogyakarta.

Ia mengaku saat membatik harus benar-benar telaten dan sabar. Jika tidak, maka hasilnya akan berantakan.

"Ya, memang harus sabar dan telaten. Tapi, ini semua menyenangkan," ucapnya.

Rosmiyati mengaku kegiatan membatik yang telah dilakoninya sejak duduk di bangku sekolah dasar ini mampu membuatnya selalu bersabar dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com