Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Batik Indonesia Lewat Tari Ambabar Batik

Kompas.com - 02/10/2019, 19:39 WIB
Ariska Puspita Anggraini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Sembilan orang penari wanita dengan anggun dan gemulai menunjukkan aksinya di depan Presiden Joko Widodo saat peringatan "Hari Batik Nasional" di Istana Mangkunegaran, Solo, Rabu (2/10/2019).

Dalam balutan jarik dan rambut bersanggul, mereka menarikan tarian "Ambabar Batik" yang menceritakam proses pembuatan kain batik khas Indonesia.

Kain batik khas Indonesia memang dibuat dengan proses pembuatan yang rumit dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Mulai dari pembuatan motif hingga tahap penjemuran atau finishing, membutuhkan waktu hingga bulanan. Bahkan, ada pula kain batik yang membutuhkan waktu tahunan.

Baca juga: Bukan Sekadar Fesyen, Kenalilah Kesabaran di dalam Sehelai Kain Batik

Selain itu, dalam setiap motif batik memiliki makna dan filosofi luhur, bukan hanya sekedar fesyen belaka. Hal itulah yang coba digambarkan dalam tarian "Ambabar Batik".

Kesembilan penari tersebut juga membawa berbagai motif batik, di antaranya motif Sidomukti, Truntum, Kawung, Semen, Udan Liris, Parang Rusak, Parang Kusumo, dan Parang Klithik, yang semuanya mengandung makna dan filosofi mendalam.

Para penari dari sanggar Surya Sumirat asuhan GRAy Retno Astuti itu pun berhasil membuat kagum sang presiden.

Saat memberikan pidato dalam acara tersebut, Presiden memanggil kesembilan penari tersebut dan menghadiahi mereka sepeda.

"Saya senang tadi para penari memperkenalkan nama-nama batik," kata Jokowi sembari meminta semua penari maju ke depan panggung bersamanya.

Baca juga: Makna Motif Batik Tambal Pamiluto Jokowi di Hari Batik Nasional

"Nanti semua penari saya kasih sepeda satu-satu. Saya memang nggak bawa sepeda hari inintapi tau-tau sepedanya sampai rumah aja," tambahnya.

Didiet Maulana, desainer kenamaan Indonesia yang turut menghadiri acara tersebut juga mengungkapkan kekagumannya atas penampilan kesembilan penari tersebut. Bahkan, Didiet mengajak para penari tersebut berfoto bersama.

Menurut Didiet, tarian karya almarhum GPH Herwasto Kusomo itu sangat menarik dan mengandung nilai edukasi yang unik.

"Tariannya sangat bagus sekali, karena ada nilai edukasi yang unik dan menarik, di mana batik diperkenalkan lewat tarian dan lagu dengan makna setiap motif diperkenalkan secara tersirat dalam gerakan," ungkapnya.

Baca juga: Mengenal Hari Batik dan Eksistensinya di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com