BANDUNG, KOMPAS.com – Kecintaan pada batik membuat pemilik WDrupadi, Wisni Indarto, mengoleksi berbagai jenis dan motif batik.
Di antara koleksinya, cukup banyak batik berusia tua dan langka. Seperti batik buatan tahun 1838 yang ia peroleh dari pengepul kain.
“Waktu itu pengepul jual ke saya. Kalau dari kolektor harganya bisa sampai Rp 50 jutaan. Tapi karena pengepulnya kurang paham dan rezeki saya, saya dapat Rp 800.000,” ujar Wisni saat dihubungi Kompas.com, Selasa (2/10/2019).
Wisni mengatakan, saat ini batik tuanya cukup banyak. Untuk merawatnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Ini yang harus diperhatikan:
1. Cara mencuci
Jangan mencuci batik atau kain kesayangan dengan mesin cuci. Sebaiknya cucilah kain dengan tangan secara lembut. Lebih baik bila tidak menguceknya dengan keras, cukup dicelup-celup saja.
2. Pemilihan detergen
Wisni mengatakan, lerak adalah detergen alami yang paling pas untuk mencuci batik. Lerak berasal dari buah lerak yang tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak kain dan corak batik.
Lerak juga berfungsi sebagai insektisida yang dapat mengusir serangga perusak kain sehingga menjaga kain tetap aman saat disimpan di lemari.
Namun bagi yang kesulitan mendapatkan lerak, gunakanlah sampo. Wisni menjelaskan, sampo lebih aman ketimbang mencuci menggunakan sabun.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.