Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2019, 19:31 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

"Man hour-nya berbeda organik dan non-organik," ucapnya.

Hal lainnya yang membuat bahan makanan organik lebih mahal adalah karena dianggap lebih berkelanjutan dan tidak merusak tanah. Tanah yang ditanam tanaman organik, menurut Helga, makin lama akan semakin kaya nutrisi.

Sementara tanah yang ditanami tanaman dengan bahan kimia akan cenderung lebih rentan rusak.

"Sehingga orang akan harus terus buka lahan. Lahan kan butuh resource, kalau lahan dibuka terus lama-lama lahan habis, lalu gimana?"

"Jadi, organik itu renewable farming," kata Helga.

Baca juga: Apakah Makanan Organik Sudah Pasti Lebih Sehat?

Tubuh terasa bersih dan sehat

Bagi manusia yang mengonsumsi makanan organik, tubuh juga akan terasa lebih bersih dan sehat. Sebab, menurut perempuan yang telah menjadi vegetarian selama 14 tahun itu, sayuran yang dikonsumsi juga akan lebih bagus dan berkualitas.

"Nutrition profile-nya memang lebih berkualitas dibanding ya chemical. Yang terasa tubuh sangat clean. Kita kan mengurangi residu toksik yang berbahaya buat tubuh. Seperti pestisida dan lainnya," ucap dia.

Namun, kamu tak perlu khawatir jika belun bisa mengonsumsi makanan organik setiap hari.

Kamu bisa mulai dengan mengonsumsi produk-produk nabati lebih banyak daripada produk hewani.

"Produk nabati itu lebih murah lho dari produk hewani di pasaran. Substitusinya sangat murah. Seperti tempe, kacang merah, kacang hijau," katanya.

Di samping itu, menghindari jika ada bahan-bahan kimia pada bahan makanan yang kita konsumsi, Helga menyarankan untuk mencucinya dengan cuka apel atau garam laut untuk mengurangi residunya hingga 95 persen.

"Cuci di air mengalir, rendam pakai air dengan sedikit cuka apel atau sea salt. Jadi selalu ada cara yang lebih bagus, lebih sehat. Tapi jika punya spending power, aku encourage orang untuk beli organik," kata Helga.

Baca juga: Permintaan Produk Organik di Indonesia Meningkat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com