JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak cara menikmati wiski Johnnie Walker, mulai dari paling tua hingga kekinian atau yang biasa disebut koktail Highball.
Memang, menilik sejarah, resep minuman campuran dua shots liquor dan satu tuangan panjang mixer itu sudah eksis sejak 1900.
Tepatnya, pertama kali muncul di media cetak Bartender's Manual milik pemilik bar dan bartender legendaris, Harry Johnson.
Namun, minuman itu kian menjadi tren seiring berjalannya waktu.
Pada abad ke-20, misalnya, popularitas Highball meningkat tidak lama setelah masuk menjadi popular culture.
Baca juga: Cerita Koktail Jagung Bakar Menuju Kompetisi Dunia di Glasgow...
Atau, saat James Bond memesan minuman klasik scotch dan soda tidak kurang dari 21 kali pada buku-buku yang ditulis oleh Ian Flemming.
Kian hari, Highball mempunyai tempat di hati peminatnya.
Dalam versi paling sederhana, Highball terdiri dari spirit, bahan campuran lezat, dan hiasan mengunggah selera dan segar.
Sementara dalam versi yang lebih rumit, Highball merupakan perpaduan dari seluruh elemen rasa--manis, asam, asin, dan pahit.
Lantas, bagaimana Johnnie Walker mengkreasikan Highball kini?
Ada empat koktail terbaru kreasi Johnnie Walker yang terinspirasi semangat kota-kota besar dunia seperti Cape Town, Rio De Janeiro, New York City, dan Tokyo.
Keempat versi itu disajikan saat gelaran Jakarta Brightspot Market 2019.
Baca juga: Kisah Game of Thrones dalam Botol Johnnie Walker
Ada ragam sensasi rasa dari Johnnie Walker Highball yakni Johnnie & Ginger, Johnnie & Lemon, Johnnie & Peach dan Johnnie & Green Tea.
Dipandu oleh bartender sekaligus brand ambassador Johnnie Walker Wawan Kurniawan, keempat minuman itu disajikan lewat demo singkat membuat Highball.
Sajian keempat minuman itu menawarkan makna dan rasa berbeda.