Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/10/2019, 21:34 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Perubahan hormon bisa terjadi kapan saja. Pada wanita, kadar hormon mungkin berubah selama siklus menstruasi, masa ovulasi, ketika menopause, saat menggunakan alat kontrasepsi, dan banyak lagi.

Ketika kadar estrogen dalam tubuh wanita meningkat, aroma vagina umumnya akan menjadi lebih tajam. Mungkin inilah yang menjadi penyebab vagina memiliki aroma berbeda.

6. Makanan yang dikonsumsi

Makanan yang kamu konsumsi dapat memengaruhi bau vagina? Ya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa makanan dan rempah-rempah beraroma kuat dapat menyebabkan vagina bau. Contohnya, cabai, lada, bawang putih, bawang merah, kol, keju, ikan, dan brokoli.

Oleh sebab itu, ada baiknya kamu membatasi konsumsi bahan-bahan makanan tersebut agar vagina tidak berbau menyengat.

7. Infeksi bakteri

Vagina bau tidak sedap bisa menjadi gejala dari adanya infeksi bakteri pada organ kewanitaan. Kondisi ini dikenal dengan istilah vaginosis bakteri.

Selain aroma tidak enak, gejala vaginosis bakteri juga bisa berupa keluarnya cairan keputihan berwarna abu-abu atau putih susu, serta nyeri dan sensasi perih seperti terbakar pada vagina.

8. Trikomoniasis

Trikomoniasis termasuk salah satu penyakit menular seksual. Infeksi ini disebabkan oleh parasit bernama Trichomonas vaginalis.

Pada wanita, trikomoniasis dapat memicu vagina bau amis disertai munculnya cairan berwarna kuning atau kehijauan, rasa gatal pada organ intim, dan sensasi terbakar saat buang air kecil maupun berhubungan seksual.

Baca juga: Perlukah Vagina Dipulaskan Lipstik?

Cara mengatasi vagina bau agar kembali sehat

Untuk mengatasi sekaligus mencegah vagina bau tidak sedap, kamu dapat melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Menjaga area vagina agar tetap kering

Area vagina yang terlalu lembap dapat menjadi sarang bagi berbagai jenis jamur maupun bakteri penyebab infeksi.

Karena itu, kamu sebaiknya mengenakan celana dalam berbahan katun. Pasalnya bahan ini dapat membantu kulit pada vagina bernapas, menyerap keringat, dan tetap kering.

Jika kamu termasuk wanita yang kerap mengalami keputihan dan sering berkeringat, bekali diri dengan setidaknya dua pasang celana dalam atau lebih saat bepergian. Dengan sering mengganti celana dalam, kamu akan lebih nyaman dan jauh dari infeksi pada vagina.

2. Membersihkan vagina dengan benar

Perhatikan cara membasuh vagina setelah buang air kecil. Siram dengan air dari arah depan ke belakang dan bukan sebaliknya. Ketika mengeringkan vagina, kamu juga sebaiknya mengusap dari arah depan ke belakang menuju anus.

Langkah membersihkan vagina tersebut akan mencegah bakteri dari anus agar tidak berpindah ke vagina dan memicu infeksi serta vagina bau.

Halaman:
Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com