Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2019, 18:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Luka bisa terjadi pada siapa saja. Banyak orang menyepelekan proses penyembuhan luka dan membiarkannya, hingga tak sedikit yang kemudian mengalami infeksi pada area luka tersebut.

Lalu, kapan kita tahu bahwa satu luka bisa dikatakan sudah terinfeksi?

Spesialis luka, dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS menyebutkan beberapa ciri-cirinya. Hal pertama yang bisa menjadi petunjuk adalah dari ukuran dan bau area luka.

"Yang paling gampang adalah ukuran luka lebih besar, muncul bau tidak enak dan tidak sembuh-sembuh," kata Adi dalam acara media gathering di Yogyakarta, Jumat (11/10/2019).

Selain ukuran dan bau, tanda infeksi juga bisa dilihat dari produksi cairan pada area luka yang tampak berlebihan dan area sekitar luka tak hanya meluas tapi juga tampak kemerahan.

Pada beberapa orang infeksi luka juga disertai gejala sistemik, misalnya demam. Namun,  gejala sistemik tak selalu terjadi sehingga tidak selalu bisa menjadi patokan.

"Karena pasien diabetes usia tua, misalnya, cenderung tidak demam kalau terinfeksi," tuturnya dokter spesialis luka pertama di Indonesia itu.

Baca juga: Jangan Sembarang Bantu Korban Luka Tusuk, Apa Sebabnya?

Infeksi luka bisa dihindari dengan cara penanganan yang tepat sejak awal terjadinya luka.

Jika luka yang terjadi cukup parah, segera hubungi profesional medis untuk mendapatkan penanganan segera.

Banyak jenis luka kecil yang bisa ditangani sendiri. Misalnya, luka tergores atau terkena benda panas.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan luka. Sederhananya, bersihkan luka dengan cairan yang tidak berwarna. Jika jenis lukanya adalah luka bakar, cobalah mengaliri air ke luka selama 15-20 menit.

Hindari menggunakan alkohol karena dapat merusak jaringan kulit. Setelah itu, bersihkan menggunakan cairan antiseptik yang mengandung polyhexamethylene biguanide (PHMB) yang mampu mematikan bakteri namun tidak merusak jaringan kulit.

Jangan lupa untuk menutup area luka setelah dibersihkan dan kondisinya kering menggunakan plester.

Baca juga: Hindari Membersihkan Luka dengan Alkohol

Menutup luka perlu dilakukan untuk meminimalisir rasa nyeri dan melindungi dari luka trauma, seperti gesekan dan benturan. Jangan lupa pula untuk mengganti plester rutin, misalnya setiap setelah mandi.

Untuk mengetahui apakah luka kita berisiko terinfeksi atau tidak, evaluasi kondisi luka setiap mengganti plester.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com