Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/10/2019, 16:38 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

 

4. Ketakutan yang irasional

Ada gangguan kecemasan yang sifatnya tidak umum, melekat pada situasi tertentu seperti takut terbang, hewan, atau banyak hal lainnya.

Jika rasa takut itu menjadi luar biasa dan keluar dari proporsi risiko yang sebenarnya, itu dinamakan fobia.

Fobia seringkali tersembunyi sampai penderitanya bertemu dengan sesuatu yang ditakutinya.

"Seseorang yang fobia ular bisa terlihat biasa-biasa saja tanpa masalah selama bertahun-tahun," kata Winston.

"Tapi, ketika diajak berkemah di alam terbuka, mereka baru sadar bahwa mereka sangat takut pada ular, sehingga dihantui oleh ketakutan itu hingga sedemikian rupa."

5. Masalah tidur

Sulit tidur atau sering tertidur telah lama dikaitkan dengan berbagai kondisi kesehatan, baik fisik maupun psikologis.

Hampir semua orang pernah mengalami sulit tidur terutama ketika mereka sedang mengalami masalah yang menyita pikiran.

Tapi, jika kamu menemukan dirimu sering atau konsisten tidak bisa tidur karena terus mengkhawatirkan masalah yang itu-itu saja (misalnya uang), atau malah tidak ada sebab khusus dari kecemasan yang dirasakan, mungkin kamu menderita GAD dan perlu untuk mendapat pertolongan dari psikolog atau psikiater.

Baca juga: Hati-hati Menggunakan Smartphone, Gangguan Cemas Bisa Makin Tinggi

6. Trauma

Menghidupkan kembali atau kilas balik peristiwa yang membuat emosi terganggu atau trauma, seperti kematian mendadak orang yang dicintai, adalah ciri dari gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Beberapa penelitian, salah satunya studi yang dimuat dalam Journal of Anxiety Disorder 2006, menunjukkan bahwa beberapa orang dengan kecemasan sosial memiliki kilas balik PTSD.

Banyak dari mereka merasa trauma, karena pernah diejek di depan publik. Biasanya, orang-orang ini akan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu ingatan buruk itu datang lagi.

Misalnya, orang yang trauma karena pernah diejek di depan publik, akan menjadi tidak suka tampil di keramaian atau tidak suka memiliki banyak teman karena itu akan membuatnya cemas.

7. Panik

Serangan panik bisa menakutkan.Tiba-tiba kamu dicekam perasaan takut yang luar biasa dan membuatmu merasa tidak berdaya dan panik.

Serangan panik dapat berlangsung selama beberapa menit, disertai dengan gejala fisik seperti masalah pernapasan, jantung berdebar kencang, kesemutan atau tangan mati rasa, berkeringat, lemas atau pusing, nyeri dada, sakit perut dan merasa panas atau dingin.

Tidak semua orang yang memiliki serangan panik memiliki gangguan kecemasan, tetapi orang yang mengalaminya berulang kali dapat didiagnosis dengan gangguan panik.

Orang dengan gangguan panik hidup dalam ketakutan tentang kapan, di mana, dan mengapa serangan mereka berikutnya mungkin terjadi. Mereka cenderung menghindari tempat-tempat di mana serangan pernah terjadi di masa lalu.

8. Kesadaran diri

Gangguan kecemasan sosial tidak selalu berkaitan dengan bicara di depan orang banyak atau menjadi pusat perhatian.

Dalam kebanyakan kasus, kecemasan tersebut dipicu oleh situasi sehari-hari seperti percakapan antar individu di sebuah pesta, atau makan dan minum di depan sejumlah kecil orang.

Orang-orang dengan gangguan kecemasan sosial cenderung merasa seperti semua mata tertuju padanya. Akibatnya, mereka jadi grogi, wajah memerah, gemetar, mual, berkeringat, atau kesulitan berbicara.

Gejala ini bisa begitu mengganggu dan membuat mereka sulit untuk bertemu orang baru, bahkan untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain, baik di tempat kerja maupun di sekolah.

Baca juga: Mengenal 3 Jenis Olahraga untuk Atasi Kecemasan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com