Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Penyakit Serius, Polusi Udara Juga Sebabkan Rambut Rontok

Kompas.com - 13/10/2019, 20:35 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

KOMPAS.com - Para peneliti menemukan alasan mengejutkan, mengapa beberapa orang kehilangan rambutnya meskipun dalam kondisi sehat.

Paparan polusi udara telah dikaitkan dengan masalah dengan kulit kepala, yang menyebabkan rambut rontok.

Studi baru menunjukkan, polutan udara, yang dikenal sebagai partikel, dapat secara negatif memengaruhi protein penting yang mendukung pertumbuhan rambut.

Polutan ini umumnya berasal dari bahan bakar fosil, batu bara, pertambangan, dan produksi bahan-bahan seperti semen, keramik, dan batu bata.

Materi partikulat adalah campuran partikel padat dan tetesan di udara. Studi sebelumnya menunjukkan, bahwa polusi udara ini dapat berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker, dan masalah pernapasan.

Baca juga: Awas, Paparan Polusi Udara Berisiko Memicu Gangguan Kejiwaan pada Anak

Untuk studi terbaru, para peneliti mengumpulkan berbagai konsentrasi debu dan partikel diesel. Tim kemudian mengekspos sel-sel dari kulit kepala manusia ke polutan selama 24 jam.

Para peneliti juga memeriksa sel untuk melihat protein spesifik. Mereka menemukan, bahwa partikel debu dan diesel mengurangi kadar β-catenin, protein yang bekerja untuk mendorong pertumbuhan rambut dan morfogenesis – perkembangan organ atau jaringan.

Kualitas udara yang buruk juga memengaruhi tiga protein lain, yang disebut cyclin D1, cyclin E dan CDK2, yang juga mendukung pertumbuhan dan retensi rambut.

Para peneliti menemukan alasan mengejutkan bahwa beberapa orang kehilangan rambutnya meskipun sehat. Paparan polusi udara telah dikaitkan dengan masalah dengan kulit kepala, yang menyebabkan rambut rontok.

Baca juga: Merawat Kulit Wajah yang Sering Terpapar Polusi Udara

Studi baru menunjukkan bahwa polutan udara, yang dikenal sebagai partikel, dapat secara negatif mempengaruhi protein penting yang mendukung pertumbuhan rambut.

Polutan ini umumnya berasal dari bahan bakar fosil, batu bara, pertambangan dan produksi bahan-bahan seperti semen, keramik, dan batu bata.

Materi partikulat adalah campuran partikel padat dan tetesan di udara. Studi sebelumnya menunjukkan bahwa polusi udara ini dapat berkontribusi pada sejumlah masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, kanker dan masalah pernapasan.

Untuk studi terbaru, para peneliti mengumpulkan berbagai konsentrasi debu dan partikel diesel. Tim kemudian mengekspos sel-sel dari kulit kepala manusia ke polutan selama 24 jam.

Setelah paparan, para peneliti memeriksa sel untuk melihat protein spesifik. Mereka menemukan bahwa partikel debu dan diesel mengurangi kadar β-catenin, protein yang bekerja untuk mendorong pertumbuhan rambut dan morfogenesis.

Baca juga: Bentengi Tubuh dari Paparan Polusi Udara, Bagaimana Caranya?

Kualitas udara yang buruk juga memengaruhi tiga protein lain, yang disebut cyclin D1, cyclin E dan CDK2, yang juga mendukung pertumbuhan dan retensi rambut.

Para peneliti mengatakan semakin lama sel terpapar polutan, semakin mereka menurunkan kadar protein esensial.

"Penelitian kami menjelaskan mode aksi polutan udara pada sel papilla dermal folikel manusia, yang menunjukkan bagaimana polutan udara paling umum menyebabkan kerontokan rambut," kata Hyuk Chul Kwon, peneliti utama dari Future Science Research Center di Republik Korea.

Polusi udara luar ruangan dikaitkan dengan 4,2 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Di A.S., perkiraan menunjukkan bahwa lebih dari 141 juta orang tinggal di daerah dengan udara yang tercemar antara tahun 2015 dan 2017.

Meskipun semakin banyak populasi yang terkena dampak, para peneliti mengatakan komunitas ilmiah masih kekurangan informasi tentang bagaimana kualitas udara yang buruk dapat merusak kulit dan rambut.

“Sementara hubungan antara polusi udara dan penyakit serius seperti kanker, penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit kardiovaskular sudah pasti, belum banyak penelitian yang melihat efek dari paparan bahan tertentu pada kulit manusia dan rambut khususnya," papar Hyuk.

Baca juga: Jangan Olahraga di Luar Ruangan Saat Polusi Udara Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com