Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Sulli, Ini Cara Membantu Mereka yang Ingin Bunuh Diri

Kompas.com - 15/10/2019, 06:20 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Kita bisa saja bertanya: "pernahkah kamu berpikir untuk bunuh diri?"," kata Marshall.

Pertanyaan lainnya, bisa juga meminta pendapat mereka tentang isu bunuh diri. Pada akhirnya, mereka pun bisa mengutarakan apa isi kepala mereka yang mungkin belum pernah diungkapkan sebelumnya.

Baca juga: Kenali Tanda Seseorang Berniat Bunuh Diri dan Cara Mencegahnya

4. Pelajari risikonya dan jangan panik

Katakanlah kerabat atau keluarga kita punya pikiran untuk bunuh diri. Maka, apa yang harus kita lakukan? Jangan panik.

Ketika seseorang punya pikiran untuk bunuh diri, tidak semuanya harus segera dilarikan ke rumah sakit.

Riset menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang berpikir untuk bunuh diri belum memiliki pikiran yang cukup kuat untuk merealisasikannya. Dengan kata lain, lebih banyak orang yang berpikir bunuh diri daripada yang benar-benar melakukannya.

Namun, dari mana kita tahu seseorang sedang dalam titik krisis?

Psikolog dan anggota fakultas dari University of Washington School of Medicine, Ursula Whiteside menyarankan untuk menanyakannya langsung: "apakah kamu pernah berpikir bunuh diri besok atau hari berikutnya? Seberapa kuat keinginan itu?"

Columbia University menyusun protokol sebagai alat pemeriksaan untuk menentukan skala risiko bunuh diri seseotang.

Ada enam hal yang perlu kita tanyakan tentang pikiran bunuh diri seseorang, apa arti bunuh diri bagi mereka dan apakah mereka pernah menyusun perencanaan khusus.

Seseorang yang sudah menyusun rencana bunuh diri berarti sudah berisiko tinggi melakukannya. Asumsi ini didukung pula oleh data dari Pusat Pencegahan Bunuh Diri bahwa sekitar 38 persen orang yang punya rencana bunuh diri berakhir pada usaha bunuh diri.

5. Jika dia ada pada masa krisis, tetaplah bersamanya

Ketika kita mengetahui bahwa kerabat atau keluarga kita berisiko bunuh diri, kita tentu khawatir dan takut. Lalu, apa yang harus dilakukan?

Pertama, mintalah mereka untuk bertahan. Pada saat yang sama, kata Whiteside, buat mereka merasa tervalidasi dan perlakukan mereka dengan lembut.

Emosi intens yang mereka rasakan biasanya bisa diatasi kurang dari 24 atau 48 jam. Jika kamu bisa, tawarkan untuk mendampingi mereka pada periode itu.

Jika tidak, bantu mereka menemukan dukungan sosial atau medis segera. Mereka tidak seharusnya sendiri pada periode tersebut.

Tanyakan apakah mereka memiliki niat untuk melukai diri mereka sendiri dan cobalah untuk menjauhkan mereka dari akses yang mendukung pikiran tersebut.

Riset menunjukkan, membatasi akses mereka sama dengan mengurangi kemungkinan bunuh diri.

Baca juga: Kenali Gejala Depresi, Pemicu Utama Bunuh Diri

6. Dengarkan dan beri harapan

Meski kerabat atau keluargamu itu belum masuk kategori berisiko, kita tetap perlu mendengarkan mereka. Namun, jangan menghakimi.

Jangan katakan pada mereka tentang apa yang seharusnya mereka lakukan. Mereka hanya butuh didengar dan dipahami perasaannya.

Hal selanjutnya, tawarkan mereka harapan. Whiteside menyarankan untuk menyampaikan kalimat seperti: "aku tahu kamu kuat. Aku sudah melihatmu berhasil melalui banyak hal berat. Jadi, kita seharusnya bisa melalui ini bersama."

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com