Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Rp 30.000, Rima Bangun Bisnis Kaus Kaki Beromzet Rp 200 Juta

Kompas.com - 15/10/2019, 16:20 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Dia mulai mengubah sistem PO menjadi ready stock, dan dari perorangan menjadi sistem reseller.

Baca juga: Kisah Pasutri Asal Bandung, Bikin Sepatu hingga Raih Omzet Miliaran

Saat itu, statusnya pun berubah menjadi tulang punggung keluarga yang harus menghidupi orangtua dan membiayai kuliah sang adik.

Ia bekerja dari pukul 8.00 hingga 17.00, dan tiba di rumah sekitar pukul 19.00 WIB. Setelah istirahat satu jam, ia membungkus kaus kaki hingga pukul satu dini hari.

Sekitar pukul dua biasanya ia sudah sampai di jasa pengiriman, dan baru rampung pukul tiga pagi.

Setelah semuanya beres, ia pulang, dan kemudian beristirahat hingga pukul enam pagi. Dia lalu bersiap pergi bekerja. Mega menjalankan rutinitas itu setiap hari selama setahun.

“Aku anak broken home. Ayah ibuku pisah sejak lama. Saat itu yang ada dalam pikiranku, aku harus berjuang keras agar rumah papa tidak terjual, agar adikku bisa kuliah,” imbuh Rima.

Omzet Rp 200 juta

Akibat penghasilan Your Socks lebih tinggi, ia memutuskan resign dari pekerjaannya.

Ia kemudian menggunakan tabungannya untuk mengubah sistem, mempercepat pengiriman, memproduksi sendiri, lalu menggenjot bisnisnya.

Salah satunya dengan penggunakan hashtag di Instagram, dan mengendorse selebgram.

Rupanya postingan dan hashtag ini mengundang selebgram lain untuk menggunakan produknya.

“Mereka (selebgram) mau beli. Aku bilang ga usah, tapi aku minta tolong story-in. Jadi dapat promosi gratis, dipake selebgram, alhamdulillah omzet melesat,” katanya.

Saat ini produksi kaus kakinya sekitar 3.000-4.000 lusin per bulan. Itu artinya, rata-rata omzet per bulan Rp 130 juta-150 juta.

Baca juga: Dari Kaus Kaki, Startup Ini Bisa Meraup Rp 1,4 Triliun

Bahkan untuk bulan-bulan tertentu, seperti pergantian tahun ajaran, Rima mengantongi omzet hingga Rp 200 juta per bulan.

“Kalau bisnis kaus kaki, saat musim sekolah tinggi, tapi saat musim lebaran anjlok sampai 50 persen."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com