Diperkirakan, Lululemon menghasilkan pemasukan hingga 3,8 miliar dollar AS dalam penjualan tahun 2019.
Di situs web-nya, Lululemon menyatakan ingin menciptakan pusat komunitas, di mana orang dapat belajar dan mendiskusikan aspek fisik dari hidup sehat, perhatian, dan menjalani kehidupan yang sehat pula.
Lululemon bahkan telah menjalin kemitraan dengan PBB dalam upaya mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kesehatan mental pekerja.
Baca juga: Meghan Markle Diam-diam Ikut Kelas Yoga di New York
Namun ini bukan pertama kalinya praktik Lululemon dirasa bertentangan dengan branding yang dikumandangkan.
Pada 2013, perusahaan itu dikritik karena menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk menandatangani Kesepakatan Keselamatan (kerja) Banglades.
Pemerintah setempat mengeluarkan model kesepakatan itu pasca bencana pabrik di Banglades yang menewaskan lebih dari 1.130 orang.
Tentang tudingan pelecehan dan pemaksaan kerja, Youngone Corporation sudah mengeluarkan pernyataannya kepada the Guardian.
Mereka mengaku berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman dan adil, dengan meluncurkan upaya peninjauan internal.
Seorang juru bicara Lululemon mengatakan kepada laman Dazed, "kami menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius, dan kami berkomitmen untuk menggelar penyelidikan penuh dan independen."
Lululemon bukan label mode pertama yang menghadapi reaksi keras atas tuduhan terkait aspek ketenagakerjaan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.