Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2019, 12:39 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kaitan antara aktivitas fisik dan depresi sudah lama diketahui para pakar, meski tingkat efektivitasnya menjadi perdebatan. Pasalnya, tak ada jaminan orang-orang yang rajin berolahraga imun terhadap depresi.

Peneliti dari University of Santa Maria di Brazil dan Stubbs dari King's College di London, Felipe Barreto Schuch dan Brendon Stubbs, belum lama ini mempublikasikan temuan terbarunya tentang kaitan olahraga dan depresi.

"Penggabungan latihan sebagai komponen kunci dalam pengobatan depresi tidak konsisten," tulis mereka dalam Current Sports Medicine Reports.

Menurut mereka, olahraga perlu dipertimbangkan secara lebih serius dan masuk dalam protokol keperawatan, sama halnya seperti konseling dan obat sebagai respons umum gejala depresi.

Schuch dan Stubbs melakukan tinjauan lebih dalam tentang kaitan olahraga dan depresi. Berikut hasilnya:

Olahraga untuk mencegah depresi

Banyak penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak seseorang berolahraga, semakin kecil kemungkinan mereka mengalami depresi. Ini berlaku di seluruh konteks budaya.

Namun, biasanya penelitian itu hanya menunjukkan hubungan kaitan, bukan sebab akibat.

Maksudnya, seseorang mungkin saja tidak mengalami depresi karena mereka berolahraga. Tetapi mungkin juga seseorang tidak berolahraga karena mereka mengalami depresi.

Untuk itu, Schuch dan Stubbs meninjau studi yang dirancang sebagai kohort prospektif. Artinya, sekelompok orang yang tidak memiliki tanda-tanda depresi juga diikuti selama setidaknya satu tahun.

Para peneliti kemudian dapat melihat apakah orang-orang yang berolahraga memiliki insiden insiden depresi yang lebih rendah.

Mereka menemukan bahwa olahraga mengurangi kemungkinan seseorang mengalami depresi antara 17 hingga 41 persen. Ini merupakan suatu efek substansial yang diamati di berbagai negara, usia, dan jenis kelamin.

Jadi intinya, olahraga bisa membantu mencegah depresi. Tapi olahraga saja tidak membuat kita bebas dari depresi.

.THINKSTOCKPHOTOS .

Bisakah olahraga mengobati depresi?

"Olahraga bisa meredakan gejala depresi pada orang yang mengalami depresi. Meski begitu, sama seperti perawatan lainnya, olahraga bukan obat mujarab dan tidak berdampak sama pada setiap orang," tulis Schuch dan Stubbs.

Bahkan pada kenyataannya, tak sedikit orang yang mengalami depresi justru sangat tersinggung ketika disarankan untuk keluar rumah dan berolahraga.

Namun, ada bukti yang meyakinkan bahwa olahraga idealnya benar-benar dimasukkan dalam alat kit yang lebih luas untuk membantu orang yang mengalami depresi.

Baca juga: Jangan Lagi Ada Sulli yang Lain, Hindari 5 Ini Pada Orang yang Depresi

Bagaimana olahraga mencegah dan mengobati depresi

Menurut Schuch dan Stubbs, mekanisme neurobiologis yang mendasari efek antidepresan dari olahraga masih belum jelas.

Namun, ada beberapa hipotesis. Depresi berhubungan dengan peradangan kronis, dan olahraga teratur dapat mengurangi peradangan.

Depresi juga dikaitkan dengan tingkat Brain Derived Neurotrophin Factor (BDNF) yang lebih rendah. Kondisi ini membantu otak untuk berkembang dan membentuk ulang.

Olahraga teratur mampu meningkatkan BDNF, sehingga bisa membantu otak yang depresi menjadi lebih besar dari polanya.

Olahraga juga terkait dengan perubahan psikologis positif. Olahraga mampu meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan hati seseorang, serta banyak membantu mengatasi depresi karena sering terjadi dalam suatu komunitas.

Pada intinya, kita perlu meningkatkan harapan bagi mereka yang mengalami depresi untuk bisa membantu mengatasinya. Selain jalur pengobatan, olahraga tentunya juga bisa menjadi alternatifnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com