Hasilnya, kopi robusta produksinya mengeluarkan wangi khas. Begitu dicicipi, kopi Kadiran mengeluarkan rasa fruity.
Jadi, meski robusta identik dengan rasa pahit manis, ada rasa asam yang biasanya hanya ada di arabika.
“Saat pameran, ada ahli kopi. Dia mengatakan, ada berbagai rasa buah-buahan dalam kopi Kadiran."
"Dia pun menyebut nama buah-buahan yang memang ada di kebun saya,” ucap dia.
Tak berhenti pada kopi original, Shaleh bersama anaknya, Taufik Rismawan, menciptakan sejumlah inovasi.
Mereka membuat wine coffee, cuka kopi, teh kopi, hingga kokelat atau cokelat yang berpadu kriuknya biji kopi.
Mencuatnya nama Kadiran di Sumedang membuat orang-orang penasaran tak terkecuali warga asing.
Beberapa kali Shaleh menerima tamu dari asing yang datang berkelompok.
Di Saung Kopi Buhun Kadiran, mereka diajak berkeliling melihat kebun kopi, persediaan kayu bakar pohon kopi yang digunakan untuk roasting, hingga penyajian.
Baca juga: Menyeruput Bikin Rasa Kopi Lebih Nikmat, Apa Alasannya?
“Mereka sangat suka karena di sini lengkap,” tutur Shaleh.
Ke depan, ia akan membuat kafe di dekat kebunnya. Ia ingin menciptakan pasar dan mengundang orang untuk melihat langsung produksi Kadiran.
Di tengah tumbuhnya bisnis Kadiran yang positif, Shaleh menaruh kegalauan. Ia bingung bagaimana menurunkan ilmunya, terutama dalam merawat pohon kopi dan roasting kopi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.