Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2019, 18:22 WIB
Kahfi Dirga Cahya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Tak ada hal kebaikan dari konsumsi minuman beralkohol secara rutin, sekali pun hanya segelas wine sehari sudah lebih buruk bagi jantung daripada pesta minuman keras. Demikian menurut kesimpulan tim peneliti dari Korea Selatan.

Temuan mereka menyebutkan, peminum alkohol rutin, walau dengan kadar minimal kemungkinannya lebih besar untuk mengalami fibrilasi atrium--irama jantung yang tidak teratur.

Hal ini dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada serta meningkatkan risiko stroke lima kali lipat.

Tim peneliti memperingatkan bahaya minuman beralkohol ini setelah mempelajari kebiasaan minum hampir 10 juta orang.

Mereka mewawancara peserta, yang menjalani pemeriksaan kesehatan nasional pada tahun 2009--berapa kali mereka minum per minggu dan jumlahnya.

Kesehatan para peserta ditindaklanjuti hingga 2017 untuk melihat apakah mereka memiliki diagnosis atrial fibrilasi.

Komplikasi yang mengerikan

Para peneliti menemukan, risiko atrial fibrilasi meningkat delapan persen untuk setiap minuman selama seminggu. Faktor risiko terbesar adalah frekuensi minumnya. 

Mereka yang minum setiap hari memiliki risiko 40 persen lebih tinggi daripada mereka yang mengonsumsi alkohol dua kali seminggu.

Jong-Il Choi, pemimpin studi, mengatakan kondisi jantung memiliki "komplikasi mengerikan" yang bisa mengancam jiwa.

"Studi kami menunjukkan bahwa sering minum lebih berbahaya daripada pesta minuman keras yang jarang," katanya.

Minuman beralkoholGeorgeRudy Minuman beralkohol
Gangguan tidur

Efek lainnya adalah memicu gangguan tidur yang juga merupakan faktor risiko gangguan irama jantung.

Di sisi lain, pesta minuman keras tidak menunjukkan hubungan yang jelas dengan fibrilasi atrium onset baru, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal EP Europace.

Mengurangi frekuensi dan jumlah yang diminum dianggap sebagai pencegahan terbaik.

Ahli jantung British Heart Foundation, Dr. Sonya Babu-Narayan mengatakan studi ini memiliki keterbatasan.

"Orang-orang yang berpartisipasi hanya melaporkan seberapa banyak dan seberapa sering mereka minum alkohol satu kali, tetapi kebiasaan mereka bisa berubah seiring waktu. Selain itu, penelitian ini tidak dapat mengkonfirmasi apakah dan bagaimana kebiasaan alkohol meningkatkan risiko atrial fibrilasi," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com