Editor
KOMPAS.com - Abul Iman, seorang bos di firma akuntan memberi hadiah tas Gucci total senilai Rp 172 juta kepada sejumlah staf-nya.
Abul Iman awalnya membuat kejutan untuk sembilan karyawatinya, dengan memberi mereka tas mewah.
Iman mengaku memberikan hadiah itu sebagai bentuk penghargaan, karena karyawan- karyawan itu dinilai telah berkontribusi besar pada perusahaannya.
Namun, kabar bahagia itu tak bisa ditahan oleh karyawan yang menerima hadiah.
Baca juga: Kacamata Gucci Mulan Jameela, Bolehkah Artis Anggota DPR Terima Endorse?
Hadiah tas Gucci seharga Rp 10,5 juta yang diberikan Iman untuk staf penggajian, Nilima Promi, kemudian diunggah perempuan itu ke media sosial.
Abul Iman"Boss ku membelikan kami semuaa tas Gucci," tulis Nilima.
Dalam foto-foto yang dibagikan Nilima terlihat dia dan kawan-kawannya sedang menenteng tas belanja Gucci.
Sementara, dia pun memamerkan Dionysus GG Supreme Super mini bag yang juga pemberian dari bos baik hati itu.
Unggahan, yang sejak dipublikaskan sudah mencatat hampir 35.000 likes, sepertinya membuat para netizen cemburu.
Pemilik akun @italianamami berujar "Saya butuh bos yang kayak gini."
Baca juga: Mulan Jameela, Kacamata Gucci dan Apa Itu Gratifikasi?
.Kemudian ada pula akun @BabyFacePT yang menyebut, "So, kasih tahu dong di mana kamu kerja dan siapa nama bos mu?"
Kendati demikian, ada pula warganet lain yang nyinyir dan melontarkan komentar sinis.
Pemilik akun @TheTrapB23 misalnya. Dia menulis: "Kamu kerja buat siapa? Bos kartel (narkoba) ya."
.Kendati demikian, Nilima tak hilang akal untuk membungkam komentar nyinyir semacam itu.
Dia membalas, "Ya, kami membuka lowongan. Saya bekerja sebagai asisten payroll untuk sebuah firma akuntan di London timur."
"Tas belanja ini enggak kosong, saya memakai tas Gucci yang saya beli, lihat foto ke empat."
Baca juga: Hadiah Sepatu Gucci untuk Kepala Jared Leto yang Hilang
Perempuan itu pun mengonfirmasi bahwa firma tersebut kini sedang mencari tenaga kerja baru, sambil melengkapinya dengan tautan iklan terkait.
Menanggapi keramaian itu, Iman angkat bicara. "Saya adalah anak yang lahir dari keluarga imigran, yang dulu mendapatkan upah Rp 180 ribu seminggu, untuk menyetrika jaket kulit di pabrik."
"Aku berusaha keras dari bawah dan aku tidak lupa bagaimana dulu, dan betapa beruntungnya aku sekarang. Jadi, adalah baik untuk memberi sedikit."
"Kini, saya kebanjiran surat lamaran pekerjaan karena seorang staf saya yang berbagi cerita di medsos," kata dia.
Baca juga: Produk Nyeleneh Gucci, Bantalan Lutut Seharga Rp 3,5 Juta, Mau?
Dia lalu menyebut, tak ada cara khusus untuk bergabung di firma-nya. "Hanya perlu kerja keras," kata dia.
"Dan hadiah itu adalah isyarat untuk menunjukkan bahwa saya menghargai upaya dan kerja keras mereka," sambung Iman.
"Bagi saya staf adalah bagian penting yang membuat perusahaan seperti sekarang. Tanpa mereka, semuanya tidak akan berhasil," tegas Iman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang