Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Sejarah Bolu dalam Tampilan Oleh-oleh Tanah Pasundan

Kompas.com - 27/10/2019, 12:13 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS. com - Pecinta kuliner pasti pernah merasakan bolu. Tapi tahukah kalau bolu bukan berasal dari Indonesia?

Bolu berasal dari bahasa Portugis yakni bolo yang artinya sama dengan cake dalam bahasa Inggris.

Bolu adalah kue berbahan dasar tepung (terigu), gula, dan telur. Kue bolu umumnya dimatangkan dengan cara dipanggang di dalam oven.

Dalam perkembangannya, bolu tidak hanya dipanggang, tapi bisa dikukus. Berbagai varian pun diciptakan untuk memenuhi keinginan pasar ataupun mencoba pasar baru.

Lambat laun, bolu tidak hanya sekadar untuk memenuhi kebutuhan perut.

Baca juga: Starbucks Reserve Bogor Tawarkan Pengalaman Unik Minum Kopi

Bolu menjadi bagian kuliner yang meluas pada seni dan kebanggaan saat berkunjung ke suatu tempat atau disebut wisata kuliner.

Makanya, tak salah jika bisnis bolu ini berkembang. Tidak hanya bagi masyarakat atau pengusaha biasa. Beberapa artis mencoba peruntungannya di dunia cake ini.

Perkembangan ini menjadikan bolu sebagai wajah dari daerah tersebut. Seperti tidak sah ke Yogyakarta kalau tidak mencicipi gudeg.

Tidak "afdol" kalau ke Bandung tidak mencicipi mie kocoknya. Tidak asik pula kalau ke Jakarta tidak mencoba kerak telornya.

"Di Bogor, tidak asik juga kalau tidak mencicipi dan membawa oleh-oleh Siliwangi Bolu Kukus (SBK)," ujar pengelola SBK, Muhammad Faizal Chaniago saat dihubungi Kompas.com, Jumat (25/10/2019) lalu.

Baca juga: Tips Pilih Tepung Terigu untuk Membuat Cake

Besarnya potensi pasar bolu, membuat SBK menyediakan delapan varian rasa. Ada Susu Lembang, Stroberi Ciwidey, Kopi Bogor, Ubi Cilembu, Ketan Kelapa, Alpukat Mentega, Brownies Coklat, dan Talas Bogor.

Tiap varian tentu saja menawarkan sensasi yang berbeda.

Misal saja rasa Kopi Bogor menawarkan kuatnya aroma kopi diiringi rasa kopi yang kuat di lidah. Pas disajikan dengan teh ataupun kopi.

Uniknya, SBK tidak hanya menjual bolu, tapi juga sejarah yang menjadi andalan pemasarannya. Mulai dari sejarah bolu, oleh-oleh, hingga cerita soal Siliwangi.

Menilik dari sejarahnya, Prabu Dewantaprana Sri Baduga Maharaja yang memerintah Kerajaan Sunda Galuh dianggap sebagai pengganti kakeknya, Niskala Wastu Kancana, yang bergelar Prabu Wangi.

Sri Baduga dianggap mempunyai kekuasaan yang sama besarnya dengan kakeknya, sehingga ia dikenal sebagai Prabu Siliwangi.

Silih Wawangi juga menjadi kesatuan dari semboyan Prabu Siliwangi, silih asah silih asuh silih wawangi.

Baca juga: Ini Makanan yang Tak Boleh Disantap Kate Middleton dan Meghan Markle

Maknanya, setiap manusia itu harus saling mengasihi seperti seorang ibu yang memberikan ASI pada bayi yang baru lahir.

Saling mengasah agar lebih berdaya guna dalam kehidupan, dan tentu saja saling mengasuh.

Kemudian ditutup bahwa manusia itu harus saling memberikan hal positif. “Bagi yang penasaran bisa langsung datang ke Stasiun Bogor,” tutup Faizal Chaniago.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com