Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/10/2019, 08:50 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Bagi sebagian orang, keindahan tubuh menjadi hal yang sangat penting. Ketika ada lemak yang bisa "merusak" bentuk tubuh, berbagai cara pun dilakukan, termasuk sedot lemak.

Nah, apakah sedot lemak merupakan prosedur yang benar-benar aman? Atau ada risikonya? Sebenarnya, apa saja bahaya sedot lemak?

Sebelum membahas bahaya sedot lemak, ada baiknya kita mengetahui seluk beluk sedot lemak. Bagaimana lemak dalam tubuh bisa "dihilangkan" dengan menyedotnya dari luar tubuh?

Dalam dunia medis, sedot lemak memiliki banyak sebutan, seperti lipoplasti, lipektomi atau lipo. Sedot lemak ialah jenis operasi kecantikan yang memecah dan “menghisap” lemak dari tubuh.

Baca juga: Hasil Sedot Lemak Bisa Permanen, Asal...

Biasanya, lemak yang sering disedot berada di bagian perut, paha, bokong, leher, dagu, lengan atas dan belakang, betis hingga punggung.

Lemak dikeluarkan dengan sebuah alat bernama kanula, yang dimasukkan ke dalam kulit. Kemudian, vakum berkekuatan tinggi pun dinyalakan lewat kanula itu.

Tidak main-main, harga dari operasi sedot lemak berkisar dari Rp 28 juta hingga Rp 49 juta. Di Amerika Serikat saja, sekitar 300 ribu operasi sedot lemak dilakukan setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa sudah banyak rumah sakit dan tenaga medis yang ahli dalam melakukan prosedurnya.

Sebenarnya, apa saja risiko sedot lemak bagi kesehatan tubuh?

1. Kulit kendur

Kulit bisa terlihat bergelombang atau layu jika pembuangan lemak tidak merata. Selain itu, elastisitas kulit bisa menjadi buruk.

Yang ditakutkan, perubahan pada kulit akibat bahaya sedot lemak ini bisa bersifat permanen. Tidak hanya itu, kerusakan di bawah kulit juga bisa muncul. Hasilnya, akan ada bekas permanen yang bisa terlihat.

2. Timbulnya kantong cairan

Bahaya sedot lemak lainnya ialah timbulnya kantong cairan (seroma) yang bersifat sementara. Seroma bisa terbentuk di bawah kulit. Akibatnya, jarum harus dimasukkan untuk mengeringkan cairan ini.

3. Mati rasa

Mati rasa bisa saja timbul di bagian yang terdampak dari bahaya sedot lemak. Bahkan, selain bersifat sementara, mati rasa ini bisa terjadi permanen.

Selain itu, iritasi saraf sementara juga mungkin saja terjadi.

4. Infeksi

Walau jarang terjadi, infeksi kulit bisa saja terjadi karena bahaya sedot lemak. Lebih parahnya lagi, beberapa infeksi kulit bisa menyebabkan kematian.

5. Rusaknya organ dalam

Dalam kasus yang sangat langka, kanula bisa menusuk ke dalam organ tubuh lainnya, dan mengenai organ internal. Dalam hal ini, pasien harus menjalani operasi darurat.

6. Emboli lemak

Potongan-potongan lemak yang kendur dapat terpecah dan terperangkap dalam pembuluh darah, serta terkumpul di paru-paru hingga ke otak. Ini adalah kondisi darurat medis yang harus segera ditangani.

7. Masalah ginjal dan jantung

Pergeseran dalam tingkat cairan ketika adanya cairan yang disuntikkan ke dalam atau dihisap ke luar, bisa menyebabkan masalah ginjal, jantung dan paru-paru. Kondisi ini bisa mengancam jiwa pasien.

8. Keracunan obat anestesi

Lidocaine adalah obat bius yang sering diberikan dalam bentuk injeksi, kemudian disuntikkan saat pasien sedang menjalani operasi sedot lemak. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan rasa sakit yang dialami pasien.

Walau dianggap aman, dalam beberapa kasus langka, keracunan lidocaine bisa terjadi dan menyebabkan masalah jantung serta sistem saraf pusat.

Baca juga: Komplikasi Sedot Lemak, Cardi B Batal Konser

Setelah prosedur sedot lemak selesai dilakukan, akan ada rasa sakit di bagian tubuh yang lemaknya disedot. Pembengkakan dan memar juga bisa muncul.

Dokter bedah yang melakukan operasi sedot lemak pada tubuh akan membiarkan sayatan tempat penyedotan lemak untuk tetap terbuka. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan drainase.

Dibutuhkan waktu beberapa hari sampai kamu bisa mulai bekerja lagi, dan beberapa minggu untuk kembali melakukan aktivitas seperti olahraga.

Selama masa waktu ini, penyimpangan kontur bisa terjadi karena masih ada lemak tersisa yang mengendap.

Operasi sedot lemak bukan penurun berat badan

Orang-orang yang melakukan operasi sedot lemak biasanya memiliki berat badan yang stabil, namun tetap ingin menghilangkan lemak di beberapa bagian tubuhnya.

Perlu ditegaskan, operasi sedot lemak bukan metode penurunan berat badan secara keseluruhan. Operasi sedot lemak juga bukan untuk mengatasi obesitas.

Prosedur ini tidak bisa menghilangkan selulit, lesung pipi, ataupun stretch mark. Operasi sedot lemak ini dilakukan untuk tujuan estetika, dan dipilih oleh mereka yang ingin mengubah serta meningkatkan kontur tubuh.

Jika pasien sedot lemak tidak menjalankan gaya hidup sehat setelah menjalani prosedur penyedotan lemak, ada risiko sel-sel lemak yang tersisa, bisa tumbuh lebih besar.

Sebelum menjalani operasi sedot lemak, ada baiknya memahami risiko dan bahaya operasi sedot lemak. Pastikan berkonsultasi dengan dokter, untuk mengetahui kemampuan tubuh dalam menjalani prosedur sedot lemak. 

Kamu mungkin tidak menyadari adanya penyakit tertentu sedang berada dalam tubuh, sehingga operasi sedot lemak bisa berbahaya.

Baca juga: Ratu Kecantikan Ekuador Wafat karena Adanya Kelalaian Operasi Sedot Lemak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com