Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kita Sebaiknya Rutin Memeriksa Tekanan Darah di Rumah?

Kompas.com - 31/10/2019, 15:04 WIB
Wisnubrata

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pernahkan Anda mengukur tekanan darah dan menyadari ternyata hasilnya tinggi? Rasanya Anda tidak sendiri, karena banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya memiliki tekanan darah di atas normal.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi memang seringkali tidak memiliki gejala, dan bisa terjadi pada siapa saja. Kebanyakan penderitanya tidak menyadari bahwa tekanan darahnya tinggi, dan hal ini bisa berbahaya karena berpotensi menyebabkan komplikasi kesehatan.

Hipertensi bahkan menjadi penyebab kematian kelima terbesar di Indonesia. Riset dari World Health Organization tahun 2015 menyebutkan bahwa 1 dari 4 laki-laki dan 1 dari 5 perempuan di dunia saat ini berisiko menderita hipertensi.

Apa yang terjadi jika seseorang mengalami hipertensi?

Ketika darah memberi tekanan terlalu besar pada sistem kardiovaskular, dinding pembuluh darah serta otot jantung bisa rusak dan menyebabkan serangan jantung. Komplikasi lainnya termasuk gagal ginjal dan stroke. Ini sebabnya hipertensi juga kerap disebut ‘silent killer’.

dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, Ketua Umum Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH) mengatakan, “Hampir 10 juta orang tiap tahun meninggal karena hipertensi. Hipertensi merupakan penyebab kematian (mortality) dan kesakitan (morbidity) terbanyak di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun di negara maju."

Di Indonesia, menurut Riset Kesehatan Dasar dari Kementerian Kesehatan RI tahun 2018, prevalensi hipertensi adalah sebesar 34,1% dari populasi usia dewasa dan menjadi penyebab utama gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah.

Karena itu perlu upaya pencegahan, yang salah satu anjurannya adalah mengukur tekanan darah di rumah atau disingkat CERAMAH (Cek Tekanan Darah di Rumah).

Mengukur tekanan darah di rumah memiliki banyak manfaat. Dengan mengukur tekanan darah secara rutin, kita akan memiliki data yang lebih akurat mengenai tekanan darah masing-masing.

Sementara mereka yang hanya mengukur tekanan darah saat ke dokter atau di rumah sakit, bisa jadi tidak mendapatkan pengukuran yang tepat karena dipengaruhi beberapa kondisi.

"Tekanan darah seseorang itu berubah-ubah. Saat kita sakit, stres, tegang, atau menahan kencing, tekanan darah bisa lebih tinggi," ujar Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, Anggota Dewan Pembina Perhimpunan Hipertensi Indonesia (InaSH), di Jakarta, Kamis (19/9/2019).

Menurut Dr dr Yuda, ada yang namanya hipertensi terselubung, yakni tekanan darah cukup tinggi saat dicek sendiri di rumah. Namun saat tekanan darah dicek oleh dokter atau, angkanya justru normal.

Kasus ini adalah kebalikan dari hipertensi white coat , di mana tekanan darah pasien melonjak ketika diperiksa oleh dokter atau perawat.

Nah, dengan rutin memeriksa tekanan darah kita akan mendapatkan angka yang lebih akurat.

Baca juga: Mengenali Problem Hipertensi, Gejala, dan Pemicunya

dari kiri ke kanan : Hendriko Norman, Marketing Manager, PT OMRON Healthcare Indonesia; Yoshiaki Nishiyabu, Managing Director, PT. OMRON Healthcare Indonesia; dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH; Ketua Umum InaSH; Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, Anggota Dewan Pembina dan Badan Pengawas InaSHOmron dari kiri ke kanan : Hendriko Norman, Marketing Manager, PT OMRON Healthcare Indonesia; Yoshiaki Nishiyabu, Managing Director, PT. OMRON Healthcare Indonesia; dr. Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH; Ketua Umum InaSH; Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, Anggota Dewan Pembina dan Badan Pengawas InaSH
Pentingnya mengukur tekanan darah di rumah

Banyak studi menunjukkan, CERAMAH memiliki nilai prognostik yang lebih baik dibandingkan hanya pemeriksaan tekanan darah di rumah sakit.

Kampanye CERAMAH diluncurkan pada 2018 sebagai upaya untuk menurunkan prevelansi hipertensi yang saat ini masih tinggi di Indonesia, di mana satu dari tiga orang Indonesia terkena hipertensi.

Menurut InaSH, CERAMAH memiliki sejumlah manfaat dibandingkan pengukuran tekanan darah secara konvensional di klinik, diantaranya:

1. Menunjukkan hasil pengukuran tekanan darah secara periodik pada hari, pekan, dan bulan yang berbeda.

2. Pengukuran dilakukan di lingkungan yang familiar dan nyaman, dibandingkan di klinik atau fasilitas kesehatan yang "menakutkan" sehingga bisa mencegah munculnya pengukuran yang keliru.

3. Memantau tekanan darah di rumah terkait erat dengan memantau potensi kerusakan organ akibat hipertensi serta bisa memprediksi kejadian kardiovaskular dengan lebih baik dibandingkan pengukuran di klinik.

4. Lebih nyaman bagi pasien yang butuh memantau dan mencatat pengukuran, dan bisa mengukur dan mendeteksi tren tekanan darah dari hari ke hari.

5. Menunjukkan penilaian dan pengawasan variabilitas tekanan darah (VTD) yang bisa memprediksikan insiden stroke lebih baik, dibandingkan penilaian risiko kardiovaskular secara konvensional.

6. Bisa digunakan sebagai metode edukasi pasien hipertensi untuk meningkatkan pengertian terhadap penyakit mereka dan hal-hal yang harus dilakukan untuk mengatasinya.

7. Metode tambahan yang akurat untuk mendiagnosa hipertensi jika menggunakan alat yang sudah divalidasi dan pengukurannya dilakukan dengan benar, sehingga membantu menentukan terapi apa yang harus dilakukan.

Intinya, dengan melakukan pengukuran rutin di rumah, seseorang juga tidak akan kebingungan jika ditanya soal tekanan darahnya, sehingga dokter juga lebih mudah memberikan pengobatan sesuai kondisi sebenarnya.

Baca juga: Apakah Tekanan Darah Tinggi dapat Disembuhkan?

Sulitkah mengukur tekanan darah sendiri?

Ilustrasi mengukur tekanan darahOmron Ilustrasi mengukur tekanan darah
Banyak orang mungkin merasa dirinya tidak mampu melakukan pengukuran tekanan darah. Namun saat ini hal tersebut seharusnya bukan masalah karena di pasaran sudah tersedia banyak alat pengukur tekanan darah yang mudah digunakan.

"Peralatan kesehatan yang diproduksi saat ini sudah andal dan mudah digunakan untuk membantu pengguna memantau tekanan darah," ujar Yoshiaki Nishiyabu, Managing Director, PT. Omron Healthcare Indonesia.

Menurut Nishiyabu, produk dari Omron bahkan sudah dilengkapi pengukuran digital sehingga lebih akurat dan memudahkan seseorang mengetahui berapa tekanan darah mereka.

Dibanding pengukuran yang menggunakan stetoskop, pengukuran digital lebih bisa dipercaya karena tidak tergantung pada pendengaran orang yang membantu melakukan pengukuran.

Selain itu, pengukur tekanan darah digital juga lebih mudah digunakan secara mandiri, bila tidak ada orang lain yang membantu.

Adapun, bersama InaSH, Omron melakukan kampanye global bertajuk ‘Zero Event’, yang bertujuan mengurangi insiden yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi, sampai tak ada sama sekali.

Tentu saja selain melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin di rumah, kita juga perlu mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

Gaya hidup sehat itu bisa didapatkan antara lain dengan olah raga teratur, konsumsi nutrisi yang seimbang dengan mengurangi asupan garam, gula, dan lemak, serta menjaga berat badan dan lingkar pinggang yang ideal, berhenti merokok, tidak minum alkohol dan menghindari stres.

Bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi, dianjurkan pula untuk mengkonsumsi obat-obatan antihipertensi secara kombinasi sejak awal pengobatan dan target tekanan darah yang diharapkan.

Baca juga: Tekanan Darah Tinggi? Ubahlah Gaya Hidup

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com