KOMPAS.com - Diet dengan jus kini menjadi tren untuk detoks tubuh dan jalan pintas menurunkan berat badan. Tapi hati-hati, efek jus detoks bisa lebih dari sekedar penurunan berat badan.
Jus adalah proses mengekstraksi cairan dari buah dan sayuran utuh. Jus dapat diperas dengan tangan atau dengan juicer untuk mengeluarkan vitamin, mineral, dan antioksidan yang ada di dalam buah dan sayur.
Para pendukung diet dengan jus percaya jus adalah sumber buah dan sayuran yang baik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Ini adalah cara mudah untuk melengkapi pola makan rendah nutrisi.
Sebuah studi mengatakan, bahwa konsumsi campuran jus buah dan sayuran selama 14 minggu penuh meningkatkan vitamin C, E, B, selenium dan folat.
Baca juga: Diet Jus, Efektif atau Berbahaya?
Pertanyaannya adalah, apakah diet yang terdiri dari banyak jus ini punya efek berkelanjutan dalam jangka panjang?
Dalam hal berdampak pada keseluruhan pengurangan penyakit kronis, seperti kanker, penyakit Alzheimer, dan masalah kardiovaskular, hingga kini buktinya masih terbatas. Berikut adalah beberapa kekhawatiran tentang konsekuensi negatif dari jus.
Diet jus memiliki kandungan gula tinggi
Fruktosa, gula alami, lebih banyak terdapat dalam buah daripada sayuran.
Pola makan tinggi kadar gula meningkatkan risiko diabetes tipe 2, penambahan berat badan, dan peningkatan kadar gula darah.
Sebut saja jus anggur dan jus apel murni, mengandung lebih banyak kalori dan gula daripada serat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.