Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petikan Sasando untuk Lagu Bengawan Solo "Terbang" ke Roma...

Kompas.com - 04/11/2019, 10:46 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Tari Naikonos Larik memiliki koreografi gerakan kaki yang dinamis sesuai dengan kondisi alam kehidupan tempat tarian tersebut berasal yaitu padang savana dan masyarakat berkuda.

Workshop di Naples

Sama semaraknya seperti di Roma, workshop serupa diDomus Ars, Culture Centre, Naples diikuti lebih dari 60 mahasiswa.

Mereka tak hanya mahasiswa yang mengambil studi Indonesia, tapi juga dari jurusan lain di Universitas Napoli L’Orientale.

Acara dijadikan bagian dari kelas perkuliahan Profesor Antonia Soriente, sebagai tenaga pengajar utama studi Indonesia.

Nungki mengatakan tentang Diversity in Unity, fakta lebih dari 3.000 karya tari orisinal dari berbagai etnik di Indonesia dengan latar belakang sejarah penciptaan yang berbeda-beda.

Seni tari Indonesia memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia dan keberagaman kehidupan agama dan sosial.

Semua tarian dipersatukan dengan fondasi “Bhinneka Tunggal Ika” dan misi seni tari Indonesia sebagai duta kebudayaan telah menggalang persahabatan internasional melalui pertunjukan tari di berbagai negara.

Baca juga: Ketika Hari Kartini Pun Dirayakan di Kota Roma...

Nungki bersama para penari grup seni Artina juga mempraktekan keberagaman gerakan tari mulai dari tarian keraton, tarian daerah pesisir, hingga tarian daerah Papua.

Seperti disebutkan dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, mahasiswa terlihat sangat antusias dan bergembira bersama menarikan tari Papua, “Pangkur Sagu”, bersama para penari grup seni Artina.

“Sangat menarik mempelajari beragam musik dan tarian Indonesia di mana masing-masing daerah memiliki filosofi dan ciri khas koreografi tersendiri."

"Hal tersebut memicu rasa ‘curiosity’ akan kekayaan budaya Indonesia untuk mengenal Indonesia lebih dalam," begitu kata seorang mahasiswa Universitas La Sapienza, Carina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com