Sudah sering terdengar, mitos seputar angin duduk. Tidak sedikit orang yang percaya, bahwa penyakit ini bisa muncul setelah kerokan atau terlalu lama duduk di depan kipas angin. Tentu, secara medis, keduanya tidaklah benar.
Angin duduk atau angina adalah kondisi nyeri dada yang terjadi saat aliran darah ke jantung berkurang. Kondisi ini juga merupakan gejala dari penyakit jantung koroner.
Berkurangnya aliran darah yang menuju jantung, bisa disebabkan oleh sumbatan di arteri. Kemungkinan lainnya adalah kurangnya darah yang mengandung oksigen. Ada tiga jenis angina yang perlu kita waspadai, yaitu:
• Angina stabil
Kondisi ini adalah yang paling sering terjadi dibandingkan dengan jenis angina lainnya. Kamu pernah mendengar cerita, orang yang meninggal sehabis berolahraga?
Angin duduk jenis ini, bisa jadi salah satu penyebabnya. Selain aktivitas fisik, stres juga bisa memicu timbulnya kondisi ini.
Mengapa olahraga justru bisa memicu gangguan jantung seperti angin duduk? Sebab, saat melakukan aktivitas fisik, jantung membutuhkan lebih banyak darah.
Namun, jika pembuluh darah di jantung menyempit karena adanya sumbatan, maka kebutuhan tersebut sulit dipenuhi.
• Angina tidak stabil
Berbeda dari jenis angin duduk di atas, angin duduk jenis ini bisa saja terjadi meski tidak sedang melakukan aktivitas fisik yang berat. Bahkan, kondisi ini juga bisa muncul saat sedang beristirahat.
Penyebabnya adalah gangguan di pembuluh darah akibat penumpukan plak maupun gumpalan darah, yang terbentuk secara tiba-tiba. Kondisi ini kemudian menyebabkan nyeri dada.
Rasa nyeri yang timbul pada angina jenis ini cukup kuat dan bisa bertahan lama. Selain itu, rasa nyeri juga bisa timbul dan hilang berkali-kali. Kondisi ini bisa menandakan seseorang akan mengalami serangan jantung, sehingga perlu segera penanganan dokter.
• Angina prinzmetal
Angin duduk jenis ini terjadi karena pembuluh darah jantung mengencang atau menyempit secara tiba-tiba.
Akibatnya, pembuluh darah menjadi menyempit dan aliran darah ke jantung menjadi terganggu, dan menyebabkan nyeri dada.