Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerokan Bukan Penyebab Angin Duduk, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 04/11/2019, 14:07 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber

Sudah sering terdengar, mitos seputar angin duduk. Tidak sedikit orang yang percaya, bahwa penyakit ini bisa muncul setelah kerokan atau terlalu lama duduk di depan kipas angin. Tentu, secara medis, keduanya tidaklah benar.

Angin duduk atau angina adalah kondisi nyeri dada yang terjadi saat aliran darah ke jantung berkurang. Kondisi ini juga merupakan gejala dari penyakit jantung koroner.

Berkurangnya aliran darah yang menuju jantung, bisa disebabkan oleh sumbatan di arteri. Kemungkinan lainnya adalah kurangnya darah yang mengandung oksigen. Ada tiga jenis angina yang perlu kita waspadai, yaitu:

• Angina stabil

Kondisi ini adalah yang paling sering terjadi dibandingkan dengan jenis angina lainnya. Kamu pernah mendengar cerita, orang yang meninggal sehabis berolahraga?

Angin duduk jenis ini, bisa jadi salah satu penyebabnya. Selain aktivitas fisik, stres juga bisa memicu timbulnya kondisi ini.

Mengapa olahraga justru bisa memicu gangguan jantung seperti angin duduk? Sebab, saat melakukan aktivitas fisik, jantung membutuhkan lebih banyak darah.

Namun, jika pembuluh darah di jantung menyempit karena adanya sumbatan, maka kebutuhan tersebut sulit dipenuhi.

• Angina tidak stabil

Berbeda dari jenis angin duduk di atas, angin duduk jenis ini bisa saja terjadi meski tidak sedang melakukan aktivitas fisik yang berat. Bahkan, kondisi ini juga bisa muncul saat sedang beristirahat.

Penyebabnya adalah gangguan di pembuluh darah akibat penumpukan plak maupun gumpalan darah, yang terbentuk secara tiba-tiba. Kondisi ini kemudian menyebabkan nyeri dada.

Rasa nyeri yang timbul pada angina jenis ini cukup kuat dan bisa bertahan lama. Selain itu, rasa nyeri juga bisa timbul dan hilang berkali-kali. Kondisi ini bisa menandakan seseorang akan mengalami serangan jantung, sehingga perlu segera penanganan dokter.

• Angina prinzmetal

Angin duduk jenis ini terjadi karena pembuluh darah jantung mengencang atau menyempit secara tiba-tiba.

Akibatnya, pembuluh darah menjadi menyempit dan aliran darah ke jantung menjadi terganggu, dan menyebabkan nyeri dada.

Jenis angina ini dapat dipicu oleh stres emosional, kebiasaan merokok, dan penyalahgunaan narkoba jenis kokain.

Baca juga: Kebiasaan Buruk yang Membuat Jantung Rusak

Udara dingin juga bisa picu angin duduk

Saat ini, di Indonesia sudah mulai masuk musim hujan, dan udara perlahan menjadi lebih dingin.

Bagi orang yang memiliki riwayat pernah menderita penyakit arteri koroner, cuaca dingin bisa memicu kurangnya kadar oksigen di jantung dan memicu angina, atau bahkan serangan jantung.

Sebab, saat berada di tempat yang bersuhu rendah, tubuh akan membuat beberapa penyesuaian untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh. Detak jantung dan tekanan darah akan meningkat.

Jantung pun akan bekerja lebih keras, dan kemungkinan terbentuknya gumpalan darah di pembuluh darah juga semakin tinggi.

Sementara itu, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, gumpalan darah di pembuluh darah bisa menyebabkan terjadinya angin duduk.

Baca juga: Bersihkan Pembuluh Darah dengan Makanan untuk Kesehatan Jantung Ini

Mengenal gejala angin duduk lebih jauh

Nyeri dan rasa tidak nyaman adalah gejala utama angina. Bagi orang yang pernah mengalaminya, angina disebut dapat menyebabkan dada terasa ditekan, sesak, dan seperti terbakar. Nyeri tersebut biasanya mulai muncul di belakang tulang dada.

Gejala angin duduk lain yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Tubuh terasa lelah
  • Kepala terasa ringan, pusing, atau pingsan
  • Mual
  • Napas menjadi tersengal
  • Tubuh mengeluarkan keringat berlebihan
  • Lemas

Gejala angin duduk juga bisa berbeda antara pria dan wanita. Sebab, selain nyeri dada, wanita juga bisa merasakan sakit di leher, rahang, tenggorokan, badan, serta punggung.

Terkadang, kondisi tersebut tidak dikenali sebagai gejala angin duduk, sehingga perawatan malah terlambat dilakukan.

Pada beberapa orang, gejala angin duduk juga bisa ditandai dengan munculnya nyeri dada sehabis melakukan aktivitas fisik yang melelahkan, atau saat sedang stres.

Nyeri dada yang hilang setelah beristirahat selama beberapa menit, juga dapat dilihat sebagai gejala angin duduk.

Baca juga: Pahami, 4 Hal Utama demi Terhindar dari Serangan Jantung

Apa yang harus dilakukan saat gejala angin duduk muncul?

Penanganan yang perlu dilakukan berbeda, antara orang yang belum pernah didiagnosis terkena angina, dan yang sudah. Apabila kamu tidak memiliki riwayat pernah mengalami kondisi ini dan merasakan gejalanya, lakukan langkah-langkah di bawah ini.

  • Hentikan kegiatan yang sedang kamu lakukan dan beristirahatlah.
  • Segera hubungi dokter, apabila gejala angin duduk reda dalam beberapa menit.
  • Segera panggil ambulans apabila gejala angin duduk tidak juga mereda setelah beberapa menit, karena kondisi ini bisa berkembang menjadi serangan jantung.
  • Apabila ada aspirin dan kamu tidak memiliki riwayat alergi obat ini, kunyah satu tablet sembari menunggu ambulans datang. Obat ini akan membantu menstabilkan kondisi saat terjadi serangan jantung.

Sementara itu, mereka yang sebelumnya sudah pernah mengalami angin duduk, lakukan langkah-langkah di bawah ini saat gejalanya kembali muncul.

  • Hentikan kegiatan dan beristirahatlah.
  • Segera konsumsi obat yang pernah diresepkan, seperti gliseril trinitrat (GTN).
  • Apabila setelah lima menit tidak ada perubahan, konsumsi lagi obat tersebut.
  • Jika dalam lima menit setelah mengonsumsi obat kedua, gejala tidak juga mereda, segera hubungi ambulans.

Angin duduk kerap dianggap sebagai penyakit yang muncul secara tiba-tiba tanpa peringatan. Sehingga, penanganannya pun sering terlambat dilakukan.

Namun, apabila kita sejak awal mengenali gejala angin duduk, maka perawatan dapat dimulai sejak awal. Sehingga, risiko keparahan dapat berkurang.

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Jantung dengan Menyenangkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com