Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/11/2019, 18:54 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada banyak cerita diet sukses, kita sering mendengar cerita penurunan berat badan yang terbilang drastis. Sebagian dari kita mungkin juga mengalaminya.

Namun, tak sedikit yang kecewa karena belakangan, penurunan berat badan tak lagi signifikan. Apa sebabnya?

Pakar diet Geetruida D. Rory, S.K.M, R.D menjelaskan, kondisi itu biasa terjadi pada orang yang memiliki berat badan berlebih pada proses penyesuaian atau masa awal diet.

Sebab, kebanyakan orang dengan berat badan berlebih biasa mengonsumsi 3000-4000 KKal per hari.

Baca juga: Awas, Diet Jus Bisa Berefek Buruk pada Kesehatan

Ketika diet, jumlah kalori yang mereka turunkan terbilang drastis, sehingga menyebabkan penurunan berat badan yang juga signifikan.

"Pernah satu pasien saya sampai (konsumsi) 4000 KKal. Misalnya bisa makan roti pastry 4-6 sehari hanya sebagai snack."

"Satu roti 300 KKal, belum makan, nongkrong, ngopi. Kebutuhan normal 2000 KKal. Jadi pada saat adjust 2000 itu kan tinggi banget."

Hal itu dikatakan Geetruida seusai media workshop di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Baca juga: Makan Fast Food Tanpa Rusak Program Diet, Mau Tahu Caranya?

Beberapa orang merasakan berat badannya susah turun setelah melewati beberapa bulan awal.

Jika kita mengalami hal tersebut, artinya kita perlu menyeimbangkan kalori masuk dan keluar.

Untuk menyeimbangkannya, kombinasikanlah diet dengan olahraga.

"Kalau intake sudah sama, output masih seperti biasa, berat badan enggak akan turun. Makanya saat stuck, kita sarankan melakukan exercise, aktivitas ditambah," tutur dia.

Geetruida menyebutkan, kunci penurunan berat badan yang berhasil sebetulnya adalah pada niat.

Baca juga: Diet Rendah Lemak dan Rendah Karbohidrat, Mana Lebih Efektif?

Ingatlah, penurunan berat badan bukanlah sesuatu yang terjadi secara instan.

Alih-alih mengeliminasi satu sumber makan tertentu, diet akan cenderung lebih berhasil ketika kita menerapkan diet gizi seimbang.

"Sudah banyak bukti bahwa yang paling tidak berbahaya dalam menjalankan diet itu adalah gizi seimbang," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com