Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Majalaya, Penyedia Material Kain untuk Fesyen Dunia

Kompas.com - 05/11/2019, 17:08 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.comMajalaya adalah satu dari 31 kecamatan di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Pada tahun 1960-an, Majalaya mulai memasuki masa kejayaannya. Saat itu, Majalaya dijuluki kota dollar, karena menyuplai 40 persen kebutuhan tekstil nasional, terutama sarung.

Sarung tersebut diproduksi warga dengan alat tenun tradisional. Industri rumahan berkembang dengan cukup pesat di masa itu.

Namun lambat laun, teknologi berkembang. Mesin pun mulai masuk ke Majalaya.

Tak mampu bersaing, satu per satu perajin kain berguguran. Hanya sedikit yang mampu bertahan.

Baca juga: Mengenal Kain Aroma, Berteknologi Microcapsule yang Tebarkan Wangi

Salah satu yang bisa bertahan adalah Nirwana Grup. Bahkan, beberapa tahun terakhir ini, mereka kian berkembang dan menjadi penyedia kain untuk berbagai merek ternama di dunia.

“Banyak pabrik di Majalaya yang tutup karena tidak bisa beradaptasi dengan zaman.”

Demikian dikatakan Presiden Direktur Nirwana Grup, Alex Ferdian Santoso kepada Kompas.com di sela-sela Simpati Kickfest 2019, belum lama ini.

Alex menceritakan, bukan perkara mudah untuk keluarganya bisa bertahan. Apalagi sang ayah harus menyewa pabrik yang lebih luas.

Di tahun 1960-1970, sang ayah melakukan peremajaan mesin. Ia memproduksi kain untuk kasur hingga dikenal sebagai raja kasur.

Proses produksi kain di Nirwana Tekstil, Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.Dok NIRWANA Proses produksi kain di Nirwana Tekstil, Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Baru di tahun 1996, mereka mulai memproduksi kain kaus. “Puncaknya saat krismon (krisis moneter tahun 1998). Padahal saat itu kami lagi bagus-bagusnya,” ungkap dia.

Berbagai persoalan mereka hadapi bersama. Termasuk saat produk tekstil impor dari China membanjiri Indonesia, hingga era bergeser ke dunia digital.

Alex sebagai generasi kedua perusahaannya, terus melakukan inovasi. Salah satunya meng-upgrade infrastruktur untuk menjawab tantangan digitalisasi.

Perjuangan kerasnya membuahkan hasil. Tahun 2012, produknya masuk ke brand internasional, selain menyuplai ratusan brand lokal, dan clothing Tanah Air.

“Kami memasok H&M, Avirex, Puma, Fila, Henri Iloyd, Forever 21, Human Greatness (Hgbasiclabs), Logo, Bombboogie, dan 3 Second."

"(Lalu) Green Light, Manzone, MOC, Screamous, JSP, Shinning Bright, Rodeo, Crooz, Epidemic, Hooligans, dan lainnya,” ucap Alex Ferdian.

Baca juga: Jangan Mencuci Kain Tenun dengan Deterjen, Ini Cara yang Tepat

Untuk mendapat hasil produksi yang variatif, inovatif, dan sesuai selera milenial, Nirwana bekerja sama dengan KOOPA, special treatment dari Inggris dan BOZZETTO special treatment dari Italia.

Alex mengatakan, untuk bisa memasuki brand internasional juga bukan perkara mudah.

Dia harus memastikan kualitas produknya tetap sama, hingga tidak mencemari lingkungan.

Itulah mengapa, saat industri tekstil Majalaya disorot karena limbah yang dibuang sembarangan ke aliran Sungai Citarum, Nirwana "anteng" dengan produksinya.

Sebab, Nirwana sudah memiliki fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) sendiri.

Saat ini, Alex mengaku, kondisi industri tekstil di Majalaya belum bergeliat kembali seperti masa kejayaannya dulu.

Produk Lokal

Selain fokus pada ekspor, Alex berupaya membantu produk lokal berkembang. Caranya dengan memberikan kemudahan pasokan kain.

“Setiap tahun, brand lokal di Indonesia khususnya Bandung terus tumbuh. Dalam setahun bisa muncul 60 brand baru,” ungkap dia.

Alex menilai hal tersebut merupakan harapan bagi bangkitnya produk lokal. Walaupun ia menyayangkan, kualitas produk lokal yang kerap masih membutuhkan perbaikan.

“Ke depan saya juga ingin memiliki merek untuk produk jadi (fesyen),” tuturnya seraya mengatakan untuk bertahan di bidang tekstil harus mengikuti dan memahami fesyen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com