Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Penyakit Demam Rematik Akut pada Anak yang Bisa Merusak Jantung

Kompas.com - 11/11/2019, 19:58 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di negara berkembang, penyakit demam rematik akut tengah menjadi perbincangan.

Mengutip dari Myanmartime, penyakit ini bahkan menjadi momok bagi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah.

Penyakit ini biasanya menyerang anak usia dini. Seorang anak yang terkena penyakit ini mengembangkan infeksi dengan bakteri yang dikenal sebagai Streptococcus pyogenes atau Grup Str Streptococcus A, yang menyebabkan infeksi tenggorokan (dikenal sebagai Streptococcal pharyngitis) atau luka pada kulit (dikenal sebagai impetigo).

Jika infeksi ini tidak diobati dan dibersihkan dengan antibiotik, respons dari sistem kekebalan tubuh sendiri terhadap patogen ini mulai bereaksi silang dan merusak jaringan normal.

Demam rematik akut ini biasanya terjadi beberapa minggu setelah infeksi tenggorokan atau infeksi kulit awal.

Baca juga: Jangan Panik, Lakukan Ini di Rumah Saat Anak Demam

Menurut Esti Nurjadin selaku Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, penyakit ini biasanya tak mendapatkan penanganan tepat, karena demam pada anak sudah turun.

“Setelah demamnya turun, mungkin orangtua tidak sadar, dipikir penyakitnya sudah sembuh. Tapi sebenarnya masih ada bakteri dalam tubuh yang bakterinya itu menyerang katup jantung,” ujar Esti saat ditemui di kantor pusat Yayasan Jantung Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2019).

Demam rematik akut yang tak tertangani dapat menyebabkan peradangan jantung, katup jantung, otak, persendian, serta kulit dan jaringan lunak.

Setelah seorang anak melewati fase demam rematik akut, mereka lebih rentan mengalami fase lebih lanjut.

Serangan berulang selama bertahun-tahun kemudian menyebabkan kerusakan permanen pada katup jantung.

Baca juga: Waspada, Anak Usia Sekolah Rentan Sakit Demam Berdarah

 

Ketika kerusakannya cukup parah untuk merusak fungsi jantung, ini dikenal sebagai penyakit jantung rematik.

Padahal sebenarnya, bakteri yang menginfeksi saat ada di fase demam rematik akut bisa diatasi, agar tak berkembang menjadi penyakit jantung rematik akut yang menyerang saat anak berada di usia produktif.

“Biasanya diberi antibiotik tinggi. Tidak bisa dalam waktu singkat, bisa sampai enam bulan sampai dua tahun,” ujar Esti lagi.

Untuk mencegah penyakit jantung rematik akut di kemudian hari pada anak Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia akan memulai program Screening Penyakit Jantung Rema yang akan menyasar pada anak-anak Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP).

“Nanti akan di-screening menggunakan alat bernama echo portable. Jadi semacam ultrasound, yang bisa mendeteksi, apakah sudah ada rheumatic heart desease,” kata Esti.

YJI akan memulai program ini di tahun 2019 di DKI Jakarta.

“Kita akan menjangkau DKI Jakarta dulu, pilot project-nya di sini dulu. Tapi memang penduduk yang terkena adalah yang populasinya tinggi, higienis yang tidak terjaga, dan pengetahuannya rendah. Saya rasa mulai di Jakarta itu cukup baik,” ujar Esti.

Baca juga: Manfaat Liburan, Salah Satunya Kurangi Risiko Serangan Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com