Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Ragu Mulai Berinvestasi Sejak Muda, Ini Langkahnya

Kompas.com - 12/11/2019, 11:39 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak sedikit orang yang ragu untuk memulai investasi. Alasannya banyak, mulai dari merasa pendapatan belum cukup besar, hingga sulitnya menerapkan disiplin dalam berinvestasi.

Padahal, investasi bisa dimulai sejak dini, mulai dari cara yang sederhana seperti menabung dengan membeli emas.

"Semakin dini semakin bagus. Dan dengan perkembangan teknologi informasi, investasi apa yang paling cocok sama umur kita sudah gampang dicari."

Hal itu disampaikan oleh Peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara seusai menghadiri peluncuran logam mulia "Waris" di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (11/11/2019).

Bhima mencontohkan, investasi yang didasari keinginan untuk berlibur ke suatu tempat. Berinvestasi dengan membeli emas 10 gram saja, misalnya, sudah bisa membantu mendapatkan biaya liburan.

"Bisa juga beli emas 10 gram, Rp 7 juta, lima atau 10 tahun lagi harganya bisa jadi Rp 9 juta. Selisih dua juta bisa dipakai jalan-jalan," tambahnya.

Nah, jika kamu baru mau memulai investasi dan masih ragu dimana harus memulai, ada tiga hal yang perlu diperhatikan:

1. Menentukan tujuan investasi

Persiapan dana akan berbeda-beda tergantung tujuan investasinya. Misalnya, mempersiapkan dana untuk berlibur tentunya berbeda dengan persiapan dana untuk sekolah anak, membeli kendaraan bermotor, atau bahkan rumah.

2. Mempelajari instrumen investasi

Saat ini ada banyak sekali model investasi. Mulai dari emas digital, saham, obligasi, reksa dana, dan lainnya.

Pelajari instrumennya terlebih dahulu sebelum menentukan ke mana kamu akan berinvestasi. "Pelajari yang paling aman dan dimengerti," kata Bhima.

3. Pahami risiko

Bhima menyayangkan, masih ada kelompok masyarakat yang latah alias ikut-ikutan dengan orang lain dalam memilih instrumen saham. Pahami risiko investasi yang akan dipilih sebelum melakukannya.

"Ada orang yang sukses investasi saham terus kita latah. Dengan kondisi ekonomi seperti sekarang ke saham, wah, risikonya relatif besar," tuturnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com