Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Diabetes Melitus, Penyakit akibat Gaya Hidup

Kompas.com - 14/11/2019, 06:59 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tanggal 14 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Tanggal tersebut dipilih sesuai dengan hari kelahiran Frederick Grant Banting, seorang ilmuwan asal Kanada yang menemukan insulin.

Penemuan insulin sangat bermanfaat bagi penderita diabetes yang organ pankreasnya tidak lagi bisa menghasilkan insulin.

Diabetes dianggap sebagai induk dari segala penyakit degeneratif seperti stroke, hipertensi, jantung koroner, hingga disfungsi ereksi.

Angka penderita diabetes dari tahun ke tahun terus meningkat. Indonesia Diabetic Federation (IDF) pada 2017 mencatat Indonesia masih berada pada peringkat keenam dunia, dengan penyandang diabetes sejumlah 10,3 juta pada rentang usia 20 hingga 79 tahun

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan peningkatan angka prevalensi diabetes yang cukup signifikan, yakni dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen di tahun 2018. Artinya, estimasi penyandang diabetes di Indonesia mencapai lebih dari 16 juta orang. Mereka berisiko menderita penyakit lainnya. Mulai dari serangan jantung, stroke, gagal ginjal, hingga kelumpuhan dan kematian.

Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD, KEMD, FINASIM menyebutkan, beberapa gejala yang perlu diwaspadai antara lain rasa haus berlebih, sering buang air kecil terutama di malam hari, sering merasa ngantuk, serta sering merasa lapar dan lemas.

Baca juga: Waspada Bahaya Diabetes di Balik Jajanan Kekinian

 Chef Chandra Yudasswara, Konsultan Metabolik Endokrin Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD, KEMD, FINASIM, Group Business Unit Head of Special Needs Nutrition Kalbe Nutritionals Kiki Maria Sembiring, dan Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K) (paling kiri ke kanan) dalam diskusi bertajuk Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Chef Chandra Yudasswara, Konsultan Metabolik Endokrin Dr. dr. Fatimah Eliana, SpPD, KEMD, FINASIM, Group Business Unit Head of Special Needs Nutrition Kalbe Nutritionals Kiki Maria Sembiring, dan Dokter Spesialis Gizi Klinik Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K) (paling kiri ke kanan) dalam diskusi bertajuk Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).

Diagnosis dan tindakan cepat menjadi titik awal untuk hidup sehat dengan diabetes. Semakin lama diabetes terdiagnosis dan diobati, maka risiko komplikasi akan meningkat.

Teknologi dasar seperti pemeriksaan gula darah umumnya telah tersedia di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia Jika sudah terdeteksi, segera diskusikan pola perawatan yang tepat dengan dokter, sehingga kerusakan akibat risiko diabetes akan semakin minim.

“Mengontrol diabetes adalah komitmen harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan. Karena dengan melakukan pengontrolan dan penanganan diabetes yang tepat dapat menghindari komplikasi akibat diabetes."

Hal itu diungkapkan Eliana dalam diskusi bertajuk "Gerakan Lawan Diabetes Bersama Dia" di Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).

Untuk itu, penting untuk memerhatikan asupan makan dan minum, memilih makanan bergizi dengan porsi yang tepat serta menyeimbangkan aktivitas fisik.

"Kalau lifestyle tidak bagus, kita makan sesuka hati, tidak melakukan aktivitas fisik, gemuk, lemak kita banyak, itu adalah faktor risiko timbulnya diabetes," ujar Dokter Spesialis Gizi Klinik di RSCM, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MS, MSc, SpGK (K) pada kesempatan yang sama.

Baca juga: Khawatir Idap Diabetes? Coba Cek Mandiri dengan Cara Ini

Sementara bagi penyandang diabetes, bijak dalam memilih nutrisi diabetes yang tepat adalah langkah awal dan penting untuk mengontrol gula darah agar tetap stabil.

Menurut Fiastuti, pola makan penyandang diabetes sebetulnya tidak berbeda dengan orang pada umumnya.

Hanya saja mereka dianjurkan lebih disiplin dalam memenuhi panduan pola makan dengan gizi, takaran porsi yang tepat dan mengikuti waktu makan yang lebih rutin.

Penyandang diabetes justru harus makan lebih sering daripada orang kebanyakan, dengan frekuensi tiga kali makan besar dan tiga kali makan ringan di antara jeda makan dengan kebutuhan kalori harian yang disesuaikan dengan berat badan, usia, jenis kelamin, hingga aktivitas fisik

"Terutama karbohidrat. Pilihlah yang sehat misalnya kalau bisa beras putih campur dengan beras merah, roti bisa pilih roti gandum, kentang makan dengan kulitnya, pilih cara masak dikukus, jangan deep fried. Atau bisa dipanggang atau dikasih olive oil. Oatmeal juga bagus untuk penderita diabetes karena indeks glikemiknya rendah," kata Fiastuti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com