Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Diabetes, Penyakit yang Masih Menghantui Masyarakat Indonesia

Kompas.com - 15/11/2019, 07:17 WIB
Hotria Mariana,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - International Diabetes Federation (IDF) Atlas pada 2017 mencatat, Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes tipe 2 terbanyak keenam sedunia setelah Cina, India, Amerika Serikat, Brazil, dan Meksiko.

Adapun jumlahnya sekitar 10,3 juta jiwa dengan rentang usia 20-79 tahun. Dari total tersebut hanya 30 persen penderita yang memahami tentang diabetes dan penanganannya.

Jumlah tersebut pun belum termasuk jumlah penderita pra diabetes, yang diperkirakan ada enam kali lebih banyak dari penderita diabetes. 

Bahkan, hasil survei terbaru dari Divisi Metabolik Endokrin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RSCM menemukan, satu dari delapan orang di Jakarta mengidap diabetes. Parahnya, dua dari tiga orang penderita tidak menyadari bahwa dirinya terkena penyakit tersebut.

Bila tidak ditangani segera, jumlah penderita diabetes ditengarai akan mengalami peningkatan ketika puncak demografi terjadi, yakni pada 2030.

Selain mengancam kualitas generasi penerus bangsa, tingginya prevalensi diabetes bisa berdampak pada perekonomian nasional. Sebab, pada 2018 BPJS Kesehatan saja telah menggelontorkan dana sebesar Rp 6,1 tiliun untuk pengobatan penyakit tersebut.

Meningkatnya penderita diabetes di Indonesia ternyata diakibatkan rendahnya literasi terkait penyakit tersebut di tengah masyarakat. Untuk itulah pemahaman dan upaya pencegahan menjadi sebuah keharusan. Kalau tidak dimulai sejak sekarang, mau sampai kapan penyakit itu menghantui Indonesia?

Indikasi

Dokter spesialisasi penyakit dr. Dante S Harbuwono Sp. PD-KEMD, PhD menjelaskan, ada tiga gejala klasik yang menunjukkan seseorang terindikasi diabetes, yaitu poliuri (sering buang air kecil), polifagi (sering merasa lapar), dan polidipsi (sering merasa haus). 

Mudah mengantuk apalagi setelah makan dan penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas pun menjadi ciri diabetes, sehingga perlu diperhatikan. 

Bila seseorang positif terkena diabetes, maka ia berisiko dua hingga empat kali lipat mengalami kelainan jantung. Bahkan, 75 persen hingga 80 persen di antaranya berakhir meninggal dunia akibat kelainan tersebut dan pembuluh darah. 

Naasnya lagi, penderita diabetes berisiko tinggi untuk terkena komplikasi penyakit kronis lain, salah satunya kanker. Itulah mengapa diabetes disebut sebagai 'ibu dari segala penyakit'.

"Orang diabetes enam hingga sepuluh kali (berisiko) untuk terkena kanker, dibanding dengan orang tidak diabetes," kata Kepala Divisi Metabolik Endokrin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) RSCM, dr. Dante S. Harbuwono Sp. PD-KEMD, PhD.

Mendukung masyarakat Indonesia menjalani hidup lebih sehat, sejak 2018, Sun Life Indonesia menggalakkan kampanye kesehatan bertajuk Live Healthier Lives yang diwujudkan lewat aktivitas Sun Life Virtual Charity Run. Peresmiannya sendiri digelar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).Kompas.com/Hotria Mariana Mendukung masyarakat Indonesia menjalani hidup lebih sehat, sejak 2018, Sun Life Indonesia menggalakkan kampanye kesehatan bertajuk Live Healthier Lives yang diwujudkan lewat aktivitas Sun Life Virtual Charity Run. Peresmiannya sendiri digelar di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Edukasi sebagai pencegahan

Guna meningkatkan literasi di tengah masyarakat soal diabetes sekaligus mewujudkan komitmen dalam upaya melawan diabetes di Tanah Air, PT Sun Life Financial Indonesia menggelar kampanye 'Live Healthier Lives' yang diwujudkan dalam bentuk 'Sun Life Virtual Charity Run'.

Bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh setiap tanggal 14 November, kegiatan tersebut diresmikan di Argo Plaza, Jakarta, Kamis (14/11/2019) dengan menghadirkan Vice President Brand and Communications Sun Life Indonesia Kaiser Simanungkalit, Spesialis Kelenjar (Endokrinologi) RSCM dr. Dante Saksono Sp.PD, PhD, dan Duta Sun Life Indonesia Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono.

Dengan menggandeng publik figur seperti Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono, serta melibatkan para blogger, harapannya kampanye ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas lagi dan masyarakat pun mau berpartisipas dalam gerakan kolektif melawan diabetes. 

Bagi masyarakat yang ingin bergabung dalam kegiatan Sun Life Virtual Charity Run, bisa mendaftarkan dirinya dengan mengikuti persyaratan yang tersedia di sini

Adapun pendaftaran dibuka mulai dari 14 November hingga 19 November 2019. Setiap satu kilometer yang ditempuh akan dikonversikan menjadi donasi sebesar Rp 100.000.

Dana yang telah terkumpul nantinya akan digunakan untuk membantu edukasi dan pencegahan, serta disumbangkan bagi para penderita diabetes di seluruh Indonesia. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com