Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pria Terseksi, John Legend Pernah Alami Perlakuan Rasis

Kompas.com - 15/11/2019, 11:44 WIB
Nabilla Tashandra,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyanyi John Legend (40) baru saja dinobatkan sebagai pria terseksi versi majalah People. Merasa bersyukur dengan apresiasi tersebut, Legend justru mengenang masa-masa di mana ia pernah mendapatkan perlakuan rasisme semasa kuliah.

Peraih "EGOT" (Penghargaan Emmy, Grammy, Oscar, dan Tony) ini pernah menjalani pendidikan di University of Pennsylvania dan lulus dengan predikat magna cum laude pada 1999.

Di masa kuliah itu pula Legend bertemu dengan penyanyi Lauren Hill dan memainkan piano untuk lagu "Everything is Everything" pada album "The Miseducation of Lauryn Hill" yang membuatnya memenangkan Grammy for Album of the Year.

Namun, masa kuliah Legend tak selalu menyenangkan. Salah satunya karena perlakuan rasisme yang didapatkannya. Hal itu diceritakan Legend dalam cover story People.

"Aku senang kuliah di Penn, tapi terkadang melihat hal-hal yang terjadi di media sosial saat ini mengingatkanku pada hal-hal yang pernah terjadi semasa kuliah."

"Orang-orang memperlakukanmu seolah kamu tidak layak berada di sana, atau menanyakan kartu identitasmu namun tidak pada anak-anak kulit putih," kata pelantun Ll of Me itu.

Legend ingat betul bagaimana kegiatan harian sederhana bisa menjadi masalah baginya hanya karena warna kulit.

Misalnya, ketika salah satu dari mereka meminta Legend membuktikan bahwa mobil yang dikendarainya benar-benar miliknya. Polisi dan beberapa orang kulit putih lainnya kerap menanyakan hal itu.

Menurut Legend, apa yang dialaminya 20 tahun lalu benar-benar dialami oleh banyak sekali anak kulit hitam.

"Hal paling mengerikan adalah ketika polisi memanggilmu dan kamu tak pernah tahu eskalasi seperti apa yang akan terjadi," katanya.

Legend menambahkan, orang-orang kulit hitam seperti dirinya seringkali dipandang sebagai seseorang yang berbahaya sekalipun sebenarnya tidak.

"Ketika kecurigaan diarahkan pada kami di berbagai keadaan, ini bisa sangat berbahaya bagi kami," ucap dia.

Melihat ketidakadilan ras dalam sistem perundang-undangan, Legend aktif menjadi penasehat untuk peradilan pidana melalui organisasi Free America yang didirikannya pada 2014 untuk mengurangi populasi orang yang dipenjarakan karena urusan ini.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com