Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inskres, Sneaker Bot Ringan Elegan yang Lahir dari Kegagalan...

Kompas.com - 17/11/2019, 22:45 WIB
Reni Susanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Tahun 2015, Sugiarto (37) bersama seorang temannya harus menelan pil pahit. Sepatu bot premium “Sugei” yang dirintis kedua sahabat itu bangkrut.

Mereka pun rugi hingga Rp 300 juta dari modal Rp 400 juta yang ditanamkan.

“Dulu main di kelas premium, goodyear (konstrukti sepatu) gitu. Pemain baru, susah masarin, dan kalah saingan, akhirnya bangkrut.”

Begitu ujar Sugiarto kepada Kompas.com di kediamannya di Bandung, belum lama ini.

Saat itu, sepatu yang diproduksinya menumpuk begitu saja. Menjual sepatu bot premium di Bandung yang menjadi pusat sepatu berkualitas, tidaklah mudah.

Demi menghindari kerugian yang makin besar, ia memutuskan untuk menjual murah sepatunya. Rekan bisnisnya pun memutuskan untuk berhenti bekerja sama.

Baca juga: Sneaker Air Jordan 1 Mid Bola Disko, Unik Bergaya Era 70an

Tak ingin menyerah, Sugiarto memutar otak. Ia mempelajari kegagalannya dan melangkah dengan melakukan berbagai riset.

Tidak main-main, ia melakukan penelitian hingga Singapura dan Jepang. Ia memerhatikan berbagai produk sepatu, bahan, hingga jenis pengerjaan untuk mendapatkan sepatu yang diinginkan.

Empat tahun berlalu, tepatnya Maret 2019, ia meluncurkan brand baru bernama Indonesia Kreasi (Inskres) dengan sisa uang Rp 100 juta yang dimilikinya.

Inskres menawarkan sneaker bot yang tidak umum dijual di Indonesia. Keunggulannya ada di solnya yang ringan, dengan tampilan kulit di bagian upper yang elegan.

Untuk mendapatkan sol yang ringan, Sugiarto dan temannya yang ahli di bidang kimia membongkar beberapa sol ternama.

“Akhirnya nemu teknologi yang bisa membuat sol lebih ringan dengan tampilan yang sama bagusnya,” tutur pria lulusan Akuntansi Universitas Brawijaya ini.

Meski produknya belum sempurna, ia tetap melemparnya ke pasaran. Sebab dalam bisnis, ia percaya yang penting mulai dan maju dulu.

Baca juga: Intip Gaya Keren Oprah Winfrey dengan Sepatu Bot Red Wings

Dalam perjalanan awal Inskres ini ia pun menerima masukan dari pelanggan. Masukan tersebut ia carikan solusi, hingga tercipta produk yang semakin baik seperti sekarang.

Kini, tidak ada konsumen yang komplain baik dari dalam maupun luar negeri. Sebab, meski baru berjalan delapan bulan, pasar menyambut baik Inskres.

Selain di dalam negeri, produknya menembus negara lain seperti Amerika Serikat, Inggris, Afrika Selatan, dan Taiwan.

Ada kalanya, kata Sugiarto, biaya pengiriman lebih mahal dibanding harga sepatu.

“Harga sepatu Inskres Rp 600.000-Rp 1,9 juta. Dalam sebulan kami bisa produksi 150 pasang,” ucap dia.

Jumlah itu jauh dari permintaan. Namun, karena keterbatasan produksi akibat pengerjaan handmade yang tergolong rumit, membuat kemampuan produksi terbatas.

Gama dan Naya

Pemilik sepatu Inskres, Sugiarto.KOMPAS.com/RENI SUSANTI Pemilik sepatu Inskres, Sugiarto.
Hingga kini, Inskres baru memiliki dua artikel yang dinamakan Gama dan Naya. Kedua nama tersebut diambil dari nama gunung di Indonesia.

Gama menunjuk pada Gunung Gamalama. Sedangkan Naya diambil dari Gunung Binaiya. Keduanya merupakan gunung di Indonesia yang pernah didaki Sugiarto.

“Saya suka naik gunung. Tapi sepatu ini tidak cocok untuk naik gunung, lebih ke streetwear,” tuturnya.

Kedua desain ini menyasar pembeli dari usia 25 tahun ke atas. Sepatu ini cocok digunakan untuk jalan-jalan, main, hingga acara semi formal.

Dari segi desain, sneaker bot tidak lumrah di Indonesia. Namun karena ketidaklumrahan inilah yang membuat konsumen penasaran.

Mereka kerap bertanya sepatu jenis apa. Ketika digunakan, konsumen mengaku enak dipakai dan nyaman.

Baca juga: Baru, Sneaker Air Jordan 1 Bunglon Kini Pakai Bantalan Udara...

“Saya memang ingin menciptakan pasar sendiri,” imbuh dia.

Salah satu alasannya karena kebiasaan konsumen selama ini. Ia mencontohkan, beberapa jenis sneaker hanya cocok digunakan untuk anak muda.

Ketika sneaker itu digunakan orang yang sudah tua, sebenarnya tidak pas.

Namun dengan penggabungan sneaker dan bot ini, membuat sepatu bisa dikenakan siapa pun. Tak peduli umur ataupun gender.

Apalagi, sepatu kulit memiliki keunikan sendiri. Semakin lama digunakan, warna sepatu kulit semakin keluar dan cantik.

“Dalam waktu dekat, saya akan luncurkan produk baru, namanya Rinci diambil dari kata Kerinci,” cetus dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by INSKRES (@inskres) on Nov 14, 2019 at 4:18pm PST

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com