KOMPAS.com – Pola makan tidak sehat yang lebih banyak asupan gula dimulai sejak dini pada kehidupan anak-anak. Menurut temuan di Amerika Serikat, anak-anak usia balita sudah mengonsumsi gula setiap hari.
Penelitian terhadap data lebih dari 1.200 bayi berusia 6-11 bulan dan balita usia 12-23 bulan menemukan, 61 persen bayi dan 98 balita mengonsumsi gula tambahan dalam makanan sehari-hari, terutama dari yogurt dengan perasa dan minuman buah.
Bayi dalam penelitian ini mengonsumsi satu sendok teh gula tambahan setiap hari, sedangkan balita sekitar enam sendok teh.
Selain yogurt, gula tambahan juga berasal dari camilan, roti, dan kue manis yang dipanggang. Namun, pada balita, sumber terbesar adalah jus buah dan kue-kue atau roti.
“Ini merupakan temuan yang memiliki implikasi pada kesehatan masyarakat karena studi sebelumnya menunjukkan bahwa pola makan pada usia dini akan membentuk pola makan saat dewasa,” kata ketua peneliti Kirsten Herrick.
Tingginya konsumsi gula pada anak-anak tentu bukan hal yang baik. Selain dapat menyebabkan kegemukan, kelebihan konsumsi gula juga akan meningkatkan risiko resistensi insulin dan kecanduan gula.
“Studi sebelumnya yang menyoroti pola makan anak berusia di atas dua tahun menemukan kaitan antara konsumsi gula dengan gigi berlubang, asma, obesitas, kenaikan tekanan darah, dan kadar kolesterol yang buruk,” kata Herrick.
Baca juga: Benarkah Ada Hubungan antara Konsumsi Gula dan Kanker?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.