Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Cecep Reza, Kenali Gejala Penyakit Jantung Koroner

Kompas.com - 19/11/2019, 22:48 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Penyebab jantung koroner

Penyakit ini biasanya disebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat. Selain itu ada juga faktor keturunan dimana keluarga ada yang menderita penyakit jantung.

Pada kondisi jantung koroner, penumpukan plak terbentuk di arteri. Kemudian pada suatu saat plak ini akan robek dan terlepas.

Bila robekan atau bongkahan plak yang terlepas ini cukup besar dan terbawa aliran darah ke arteri koroner, plak ini bisa mengakibatkan sumbatan. Arteri koroner membawa oksigen untuk otot-otot jantung.

Bila aliran arteri ini tersumbat, oksigen tidak dapat mencapai otot jantung, dan otot jantung pun dapat mati bila dibiarkan lama tanpa oksigen.

Baca juga: Jaga Kesehatan Mental demi Jantung Sehat

Mulailah gaya hidup sehat

Esti Nurjadi selaku ketua umum Yayasan Jantung Indonesia memaparkan bahwa saat ini pihaknya tengah mencoba untuk melakukan penyuluhan untuk pencegahan penyakit jantung koroner di masyarakat.

“Ada yang 40 tahun, 30 tahun. Maka dari itu, yang harus kita lakukan adalah awareness pencegahan,” Esti saat ditemui di kantor pusat Yayasan Jantung Indonesia di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Bahkan, penyakit jantung yang menyerang kaum muda adalah jantung koroner yang biasanya terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat.

“Untuk itu kita berusaha memberikan awareness lifestyle yang baik pada generasi semuda mungkin. Jadi saya mencoba untuk mengganti target, saat ini sasarnya ke millenial,” kata Esti.

Baca juga: Mengapa Kebiasaan Merokok Bisa Bahayakan Jantung

Nantinya, YJI akan menyasar pada anak-anak dan remaja agar terbiasa menjalani gaya hidup sehat.

“Jadi pada waktunya nanti mereka sudah tidak perlu mengurangi minum soda misalnya, atau menghindari rokok. Mereka tidak akan sentuh itu karena sejak kecil sudah terbiasa menghindari hal hal itu, GGL - gula, garam, lemak dihindari, rajin berolahraga, rajin periksakan kesehatan ke dokter,” kata Esti lagi.

Langkah penyuluhan dan pencegahan pun telah dilakukan di sekolah-sekolah dan juga komunitas dimana terdapat kaum muda berkumpul.

“Kita tidak bisa fokus di lansia saja, atau generasi yang sudah terkena. Kita harus fokus dengan pencegahan,” ucap Esti.

Baca juga: Sering Diremehkan, 7 Hal Ini Bisa Jadi Gejala Penyakit Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com