Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 20/11/2019, 11:50 WIB

4. Menetapkan standar tinggi pada orang lain
Bila kita selalu merasa kecewa dan terganggu oleh orang-orang di sekitar kita, ini bisa berarti kita tidak diperlakukan sebagaimana selayaknya. Ini juga berarti kita memilih untuk berada dengan orang yang kurang sesuai. Kemungkinan lain, kita menetapkan standar yang tinggi untuk perilaku orang lain tapi tidak kita terapkan pada diri sendiri.

Coba amati apa yang terjadi ketika kita selalu merasa frustasi dengan seseorang. Apakah kita memandang sesuatu secara hitam putih? Apakah kita melihat gambaran sebuah peristiwa secara utuh? Memiliki rasa empati pada orang lain sangat ampuh untuk menghilangkan kemarahan.

5. Tak yakin semua akan membaik
Perasaan tidak berdaya yang parah sangat berbahaya karena akan meningkatkan risiko depresi. Kita akan memandang dunia adalah tempat yang buruk dan tak akan pernah membaik.

Jika kita mau sejenak merenungkan perjalanan hidup kita, akan selalu ada naik turun, tetapi toh kita bisa melaluinya. Selalu ada hal-hal yang patut kita syukuri setiap hari. Memang dibutuhkan latihan untuk melakukannya, tetapi akan selalu ada hal yang kita syukuri.

Baca juga: Resep Kebahagiaan: Jiwa dan Raga di Usia yang Sama

6. Membandingkan diri dengan orang lain
Di era media sosial ini, sangat mudah membandingkan diri dengan orang lain. Melihat apa yang sudah dicapai oleh teman kita yang berada di atas. Kita lupa bahwa apa yang ditampilkan seseorang di media sosial adalah citra yang ingin ia bentuk. Yang kita lihat hanyalah permukaan.

Mengukur diri sendiri berdasarkan ukuran orang lain adalah subjektif dan hanya memberikan tekanan.

7. Merasa tak punya kendali
Tak sedikit orang yang merasa tak memiliki kendali pada sebuah situasi walau sebenarnya bisa, dan meyakinkan diri sendiri untuk tak mencobanya. Ia merasa tak akan bisa membuat perubahan. Mindset seperti ini misalnya saja dimiliki oleh mereka yang berada dalam hubungan yang abusive atau penelantaran.

Sebenarnya kita bisa meraih kembali kekuatan kendali atas tindakan kita. Makin kita merasakan “kemudi pada kapal” kita, makin kita merasa mampu membangun hidup yang layak untuk kita.

Jangan meremehkan kemampuan diri untuk lepas dari pekerjaan yang tidak disukai, menemukan pasangan yang memperlakukan kita dengan baik, atau membangun perdamaian dengan orangtua yang sudah lama tidak akur.

Baca juga: Demi Kebahagiaan, Sediakan Waktu Luang untuk Diri Sendiri

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke