“Aku belajar dari siapa pun. Aku juga datang ke berbagai negara seperti Jepang untuk belajar,” tutur dia.
Bisnisnya tumbuh dengan cepat. 2019 ini, ia memiliki ratusan pegawai dari perajin hingga admin medsos.
Produksi produksi Ittaherl pun moncer. Dalam sebulan, ribuan pasang sepatu terjual dalam waktu singkat.
Baca juga: Bermodal Passion, Yaya Bawa Jins Lokal OldBlue Co ke Pasar Dunia...
Bahkan, ada beberapa artikel yang begitu diluncurkan habis dalam satu menit. Namun, Anita menolak jika produknya disebut limited edition.
Sebab sekali launching, setiap artikel mencapai ribuan pasang. “Untuk repeat gak semua model bisa,” ujar dia.
Para konsumen memburu Ittaherl karena desain yang dibuat Anita. Namun Anita mengaku dia tidak ingin menekan diri terlalu keras.
“Saya ga pernah memaksakan diri untuk mendesain. Kalau lagi mentok, saya tunda bikin desain. Saya pergi pijit, creambath. Saya pause untuk recharge,” tutur dia.
Ia tidak ingin menjadi robot, mendesain dan membuat sepatu hanya sebatas rutinitas. Jika itu terjadi, maka hal-hal yang disukai akan menjadi beban.
Baca juga: Desainer Indonesia Rinaldy Yunardi Juara di Ajang Internasional
Hal tersebut juga diberlakukan untuk pegawainya. Para pekerjanya diberikan waktu kerja yang fleksibel.
Supaya mereka bisa menyesuaikan jadwal kerja dengan urusan rumah tangga seperti mengurus anak, orangtua, dan sekolah.
Itu dilakukannya karena ia memiliki prinsip “terberkati untuk memberkati”. Jangan sampai kondisi sesuatu menghambat potensi untuk melakukan sesuatu.
“Just Start!” itulah kunci dari Anita.
Ketika ditanya apa kunci sukses dari bisnisnya, Anita mengatakan, salah satunya adalah kualitas produk.
“Untuk bahan saya menggunakan dari lokal dan impor. Seperti Taiwan dan Korea Selatan,” imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram