Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2019, 18:00 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Kemungkinan lainnya adalah partikel-partikel pada udara berpolusi memiliki efek beracun yang merusak sistem syaraf dan berkontribusi terhadap peradangan."

Begitu kata dia seperti dilansir laman MindBodyGreen.

Para peneliti sudah lama mencurigai kaitan glaukoma dan polusi, dan studi ini mengonfirmasi hal itu.

Sayangnya, keterkaitan keduanya mungkin lebih kuat daripada enam persen, mengingat studi dilakukan di Inggris, di mana Inggris memiliki polusi materi partikel yang relatif rendah pada skala global.

"Glaukoma akibat polusi udara mungkin bahkan lebih kuat di tempat lain di dunia," kata pemimpin studi Professor Paul Foster yang juga berasal dari UCL Institute of Ophthalmology and Moorfields Eye Hospital.

Polusi udara dalam ruangan dan tempat kerja memang tidak ikut diteliti dalam penelitian ini, namun hal itu juga umum terjadi.

Polusi mungkin bisa menjadi faktor utama dalam pencegahan glaukoma di masa depan.

Masih banyak yang perlu dipelajari tentang hubungan polusi udara dan glaukoma, namun fakta ini menambah bukti, polusi udara berbahaya bagi kesehatan.

Ini juga artinya kita harus memerhatikan tingkat polusi di tempat tinggal dan lingkungan sekitar.

Glaukoma merupakan penyebab kebutaan pertama pada orang-orang berusia di atas 60 tahun. Oleh karena itu, fakta ini juga perlu mendapat perhatian lebih.

Secara umum, pastikan kamu menerapkan pola makan dan pola hidup seimbang untuk mendukung kesehatan mata.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com