Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2019, 18:00 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com- Serbuan busana impor dengan harga miring merupakan tantangan bagi produk lokal yang sudah lebih lama eksis. Berbagai strategi dilakukan agar merek lokal ini bisa bertahan.

Salah satunya adalah brand kaus Hammer yang populer di generasi 90-an. Merek dengan logo palu yang ikonik ini sudah hadir selama 30 tahun di Indonesia ini tak cuma mengandalkan desain, tapi juga kualitas bahan.

General Manager PT Warna Mardhika (perusahaan yang menaungi merek Hammer), Shan Khonada, mengatakan, saat ini Hammer juga terus melakukan inovasi.

“Kami mengutamakan inovasi dan tren dalam pengembangan produk. Karena itu nilai penjualan produk terus mengalami peningkatan tiap tahun,” kata Shan di sela acara pembukaan gerai baru Hammer di Supermal Karawaci, Tangerang, beberapa waktu lalu.

Dalam setahun Hammer juga menawarkan empat koleksi baru, termasuk dengan tema-tema khusus seperti Hari Kemerdekaan, Natal, dan Lebaran.

“Kami mengedepankan nasionalisme, bangga sebagai produk Indonesia,” ujarnya.

Baca juga: Disebut Tenteng Tas Harga Rp 600-an Juta, Wuri Maruf Amin Gunakan Produk Lokal

General Manager PT. Shan Konada Warna Mardhika, Shan Konada (berjaket cokelat) saat pembukaan gerai Hammer di Supermal Karawaci, Tangerang.Dok Hammer General Manager PT. Shan Konada Warna Mardhika, Shan Konada (berjaket cokelat) saat pembukaan gerai Hammer di Supermal Karawaci, Tangerang.

Ia menyebutkan, pemasaran Hammer yang menyasar konsumen berusia 20-45 tahun ini juga kini masuk ke bisnis online dan diharapkan akan berkontribusi 20 persen dari pasar offline dalam beberapa tahun ke depan.

Untuk menjaga loyalitas pelanggan, dalam 2 tahun terakhir dibentuk Hammer Club yang menawarkan diskon khusus.

“Saat ini jumlah member mencapai 50 ribu pengguna dan diharapkan mencapai 100 ribu anggota pada 2020. Rata-rata tiap anggota melakukan transaksi Rp300 ribu,” ujarnya.

Shan mengatakan, Hammer memiliki konsumen loyal yang selalu kembali. Pelanggannya terutama berasal dari luar Jawa karena merk asing belum sebanyak di Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com