JAKARTA, KOMPAS.com - Achmad Dzulkarnaen, pria kelahiran Banyuwangi ini memiliki perbedaan fisik sejak kecil. Ia lahir dengan kaki dan tangan yang kurang sempurna.
Namun menurutnya, itu bukanlah sebuah keterbatasan tetapi keistimewaan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa, karena saat ini ia mampu mandiri dengan pekerjaan menjadi fotografer.
Memang pernah ada rasa kecewa, sedih, dan terpuruk yang ia alami. Tapi banyak proses kehidupan yang ia lalui justru membuatnya bangkit dan semangat menjalani hidup.
"Awalnya saya benar-benar down banget. Lalu saya teringat suatu ayat, yaitu Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang akan mengubahnya. Maka, saya berpikir, jika bukan saya yang mengubah nasib ini maka siapa yang akan mengubahnya," tutur pria yang kerap disapa Bang Dzoel saat ditemui pada peluncuran aplikasi Gerak by Rexona, Rabu (4/12).
Baca juga: Daniel Mananta dan Penyandang Disabilitas yang Menginspirasinya
Setelah lulus SMA, Bang Dzoel ingin melanjutkan kuliah, namun kedua orang tuanya tak memiliki uang untuk membiayainya kuliah.
Ia pun berpikir bagaimana cita-citanya dapat tercapai walaupun tidak mengenyam bangku kuliah. Akhirnya ia memutuskan untuk bekerja di warung internet yang sekaligus melayani jasa foto.
"Ketika bekerja di warung internet, di sana saya mendapat tugas juga mengoperasikan kamera DSLR. Dari sanalah minat saya terhadap dunia fotografi tumbuh," ujar Bang Dzoel.
Ia menjadi lebih serius dan gigih mempelajari dunia fotografi melalui artikel-artikel di Google dan video-video di Youtube.
Walau memiliki keterbatasan pada tangan dan kaki, Bang Dzoel tetap lihai memegang dan mengatur kamera.
Ia memegang kamera dengan cara menempelkannya ke wajah. Untuk menyalakan dan mematikan kamera, ia menggunakan mulut. Untuk menekan tombol shutter ia memakai kulit di ujung lengannya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.