Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harus Pakai Sepeda "Semahal" Brompton, Tren atau Kebutuhan?

Kompas.com - 06/12/2019, 13:14 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Dua unit sepeda Brompton yang ada di dalam pesawat itu adalah edisi spesial, yang harga pasarannya di Indonesia mencapai Rp 49 juta-Rp 60 juta, bahkan lebih.

Di negara asalnya, sepeda ini dibanderol sekitar Rp 30 juta. Dalih biaya pengiriman dan sejenisnya diyakini membuat harga itu membengkak saat sampai di Jakarta.

Meski begitu, pasar Indonesia tetap mampu menyerapnya. Pasokan yang minim dan permintaan yang tinggi membuat pedagang leluasa memasang harga, dan tetap laris manis.

Apa istimewanya Brompton?

Harga yang tinggi tentu lazimnya menawarkan keunggulan. Lantas bagaimana dengan Brompton?

Pengusaha muda asal Jakarta, Krisna Sudiro, mengatakan, keistimewaan Brompton yang dia rasakan sejak menggunakannya pada tahun 2012 adalah soal lipatan.

"Banyak sepeda lipet, gue juga pernah pake yang lain ya, tapi yang lipetannya paling sempurna ya Brompton, ringkes, enteng, enak dibawa ke mana-mana," kata dia.

Krisna mengaku tidak membeli Brompton buat bergaya. "Gue beli sejak tahun 2012, waktu itu belom banyak yang pake," kata dia.

"Gue saat itu mikir, gue butuh sepeda yang bisa dilipet dan gampang dimasukin mobil. Karena waktu itu gue belom bisa sepedahan jauh kan," sebut dia.

Baca juga: Ini Penampakan Harley Davidson dan Brompton Ilegal di Pesawat Garuda

Pengakuan senada diungkapkan, Dhani Pattinggi, seorang partner di firma hukum Hiswara Bunjamin & Tandjung, Jakarta.

"Saya beli sepeda Brompton sejak awal tahun 2018," kata lelaki berusia 43 tahun ini.

"Alasannya simpel saja, di umur yang semakin 'dewasa', saya sadar akan perlunya olahraga yang dapat membuat badan fresh mengingat 'kurang sehatnya aktivitas pekerjaan sehari-hari'," sambung dia.

Untuk kebutuhan itu, Dhani merasa Brompton adalah pilihan tepat. Sepeda ini dirasa sangat praktis untuk dilipat dan dijinjing.

"Salah satu filosofi Brompton adalah 'one way cycling' - jadi kalo kita udah mencapai target jarak yang ingin ditempuh, misalnya 20-30 kilometer, saya tinggal lipet sepedanya, dan panggil taksi untuk pulang ke rumah," kata Dhani sambil tertawa.

Tentang kenyamanan memakai Brompton, Dhani berpendapat, sepeda Inggris ini sebenarnya tak jauh berbeda dengan folding bike lain.

 

"Menurut saya, tidak jauh berbeda. Tetapi, satu hal yang menjadi keunggulan Brompton, sepeda ini sangat simpel pada saat dilipet dan dijinjing dan tidak terlalu berat," kata penguna Brompton seri M6LA Black Titanium ini.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com