Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Harus Pakai Sepeda "Semahal" Brompton, Tren atau Kebutuhan?

Kompas.com - 06/12/2019, 13:14 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Berbeda dengan Krisna, dia merasa ada rasa yang lebih nyaman dari Brompton.

"Gue pernah pake merek lain, tapi pas nyoba Brompton, gue rasa gir-nya, handling-nya, itu enak banget sih, elu gak capeklah," cetus Krisna.

Akankah tren "Brompton" bertahan?

Dhani memandang, tren yang terjadi sekarang hanya musiman. "Soalnya Brompton ini sebenernya udah happening dulu terus silent, dan baru ini hits lagi," ujar Dhani.

Krisna pun berpandangan serupa. "Sekarang ini nih, Brompton makin terkenal nih, semua orang beli Brompton," kata dia.

"Apalagi ada kasus Garuda, lalu disebut sepeda mewahlah, apalah, wah orang makin tahu," sambung dia.

Baca juga: Genjot Sepeda Brompton Jakarta-Solo, Diah Merasa Awet Muda...

"Makanya gue perhatiin tuh, mereka yang punya sepeda karena ikutin tren, pasti pilihnya CPT3 (edisi khusus Brompton) atau Explore yang sekarang lagi heboh," cetus Krisna.

Padahal, semua varian Brompton menggunakan konstruksi dan material yang sama. "Cuma Brompton-nya pinter, bikin edisi inilah, edisi itulah, terus harganya bisa beda jauh."

"Itu CPT3 bisa sampe segitu harganya, padahal dapet spakbor juga enggak, beda di warna dan sadel. Ya, sadel mah bisa beli sendiri," kata dia.

Atas pengamatan itu, Krisna memandang tak jarang mereka yang membeli Brompton memang hanya termakan tren.

"Kalo gue kan emang seneng sepedahan. Dulu dibilang beruang sirkus kerena naek sepeda kecil, bodo amat," sebut Krisna.

Hanya saja, bedanya dengan tren fixie yang kini lenyap, Krisna merasa meski tren Brompton nanti meredup, sepeda tersebut akan tetap disimpan.

"Orang akan simpen bro, karena kan bentuknya kan kecil dan ringkes, jadi orang akan simpen sih menurut gue."

"Pokoknya, di Indonesia itu asal mahal pasti jadi tren," cetus dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com