Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Limbah Pakaian Mulai dari Lemari Pakaian Sendiri

Kompas.com - 06/12/2019, 18:02 WIB
Nabilla Tashandra,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Konsep sustainable fashion mungkin terdengar rumit, namun kita sendiri ternyata bisa berpartisipasi mendukung keberlanjutan lewat cara yang sederhana, lho. Bahkan, dimulai dari lemari pakaian sendiri.

Intan Anggita Pratiwie, Co-Founder Komunitas Setali -yang memberikan perhatian pada limbah pakaian serta donasi pakaian bekas- menyebutkan, berpartisipasi dalam sustainable fashion bisa dilakukan dengan empat cara.

Empat cara tersebut adalah reuse (memakai kembali), reduce (mengurangi), repair (memperbaiki), serta recycling (mendaurulang).

Hal paling sederhana yang bisa kita mulai adalah melalui reduce dan reuse.

"Yang termudah adalah reduce, yaitu memberi nilai lebih terhadap barang-barang yang kita cintai," kata Intan dalam konferensi pers kolaborasi #PerfectDuoPeduli Electrolux dan Attack di Gandaria City Mall, Jakarta (6/12/2019).

Intan menambahkan, merawat pakaian sama dengan berupaya menekan keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak pakaian.

Hal ini secara tidak langsung membuat kita mengurangi pembelian pakaian yang tidak perlu.

"Sebenarnya kita beli suatu barang butuh atau ingin? Kalau lebih banyak keinginannya kita bisa memperkecil sisi hierarki membeli, sekarang bisa meminjam misalnya untuk pergi ke undangan," tuturnya.

Hal sederhana lainnya yang bisa kita lakukan adalah reuse. Ini diwujudkan dengan menggunakan kembali pakaian dari orang lain, misalnya pakaian yang diturunkan dari orangtua.

Hal ini cenderung tidak sulit dilakukan karena secara tidak sadar, hal itu sudah biasa kita lakukan secara turun temurun.

Untuk bisa digunakan kembali, penting untuk merawat pakaian dengan baik. Intan menambahkan, saat ini banyak sekali masyarakat yang belum memiliki kesadaran untuk merawat pakaiannya dengan optimal.

Padahal, pakaian yang tidak dirawat dengan baik akan berujung dibuang dan semakin menambah limbah pakaian karena pakaian bekas merupakan salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia.

"Limbah pakaian banyaknya sampai 90 juta ton secara global," katanya.

Intan menambahkan, memberi makna terdalam untuk pakaian yang kita miliki menjadi langkah awal memberikan hubungan batin (personal attachment) dan cinta pada pakaian-pakaian tersebut.

Ketika sudah mencintai pakaian yang kita miliki, maka kita akan berusaha memanfaatkannya semaksimal mungkin tanpa memenuhi lemari dengan pakaian-pakaian baru.

"Di situ kita bisa lebih berpartisipasi dalam circular fashion," kata Intan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com